Pameran ini merupakan kedelapan kalinya diselenggarakan, setelah sukses pada tahun-tahun sebelumnya. Kementerian Pertahanan memiliki keinginan agar produk-produk pertahanan dalam Negeri dapat bersaing lebih baik lagi di kancah internasional.
“Dalam prakteknya, pameran ini ada yang bersifat pemasaran atau bisnis dan ada juga yang bersifat pengenalan kepada masyarakat,” ungkap Yuni Suryanto.
Perisahaan anggota BUMNIS sendiri terdiri dari Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia/DI (Persero), PT DAHANA (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia/INTI (Persero), PT Len Industri (Persero), PT Industri Nuklir Indonesia/Inuki (Persero) biasa dikenal dengan Kluster National Defence & Hitech Industry (NDHI). Sementara kluster National Shipbuilding & Heavy Industry (NSHI) terdiri dari PT PAL Indonesia (Persero), PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari/DKB (Persero), PT Dok Perkapalan Surabaya/DPS (Persero), PT Industri Kapal Indonesia/IKI (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Boma Bisma Indra/BBI (Persero), selain itu ada juga PT Krakatau Steel (Persero) dan PT INKA (Persero).
Perusahaan - perusahaan BUMNIS telah mengadakan rapat koordinasi di kantor PT DAHANA (Persero) yang berlokasi di Menara MTH Jakarta, Rabu, 4 April 2018.
Rencananya berbagai produk akan ditampilkan dalam pameran pertahanan terbesar Indonesia ini. Seperti PT DAHANA (Persero) yang akan menampilkan Bomb P 100 Live untuk pesawat Sukhoi, serta Roket RHan 122 yang merupakan hasil kerja sama dalam konsorsium roket nasional.
“Selain itu, kami juga akan menghadirkan beragam produk bahan peledak, seperti bahan peledak Dayagel Sivor yang telah diekspor,” ungkap Asep Maskandar, Sekretaris Perusahaan PT DAHANA (Persero). (yq)
No comments:
Post a Comment