Sigit Kamseno
|
Setelah enam tahun bekerja di DAHANA, baru
kali ini ia bisa melihat langsung kantor pusat PT DAHANA (Persero) yang berada
di kawasan Energetic Material Center
(EMC), Kabupaten Subang. Ia adalah Sigit Kamseno, seorang
mekanik DAHANA yang saat ini tengah bertugas di Site Kasongan Bumi Kencana
(KBK), Kabupaten Katingan, Kalimantan Selatan. Dan untuk pertama kalinya pada 2
November 2016 ia
berkunjung ke DAHANA Subang.
“Kebetulan saya sedang cuti, terus diajak
Pak Dedi untuk melihat kantor pusat DAHANA Subang. Sudah enam tahun di DAHANA
tapi belum tahu kantor pusatnya, ternyata besar juga, ya,” ujar Sigit merasa kagum setelah melihat kawasan
EMC.
DAHANA, bagi Sigit tidak hanya sekedar nama
perusahaan tempat ia bekerja, akan tetapi DAHANA bagi Sigit adalah nama
anaknya. Ya, nama anak sulungnya, ia beri nama ‘Dahana’. Ternyata, nama yang diberikan kepada puterinya ini tidak lepas
dari kisah perjalanan hidup Sigit ketika bergabung dengan DAHANA.
Kepada Dfile,
pria asal Wonogiri ini banyak bercerita tentang awal mula bisa bergabung dengan
DAHANA. Pada 2011, tepatnya pada Januari, Sigit resmi menjadi salah seorang
mekanik di Dahana yang
ditugaskan di site Tenggarong. Sebelumnya, sejak 2001, Sigit
sudah bekerja di salah satu perusahaan kontraktor, sebagai seorang mekanik.
Namun pada 2010, pria lulusan STM ini memutuskan untuk resign. Sigit pun akhirnya memilih kerja serabutan dengan
mengandalkan keahliannya sebagai mekanik.
Di penghujung 2010, Sigit mendapat
informasi dari salah seorang rekannya bahwa di DAHANA tengah membuka lowongan kerja.
Dengan berbekal pengalaman kerja terdahulu, akhirnya Sigit memberanikan diri
untuk melamar pekerjaan.
“Waktu itu, sekitar Oktober, saya datang membawa
lamaran ke kantor DAHANA di gedung MTH. Eh, ternyata hari itu juga malah
langsung disuruh ikut tes, saya kira tesnya bakal dilaksanakan nanti,” terang
Sigit.
Sambil menunggu panggilan kerja, Sigit
lebih memilih pulang kampung ke desanya. Dan menikahlah ia dengan wanita pujaan
hatinya bernama Suprianti, yang merupakan teman semasa di SMP. Belum lama menyandang status pengantin baru, pada Januari
2011, Sigit mendapat dua berita gembira yang bersamaan, pertama, ia akhirnya
diterima bekerja di DAHANA. Kedua, istrinya positif hamil mengandung buah
hatinya.
“Pas, saya mendapat kabar diterima kerja
jadi mekanik di site Tenggarong. Istri saya juga ngasih kabar, dia positif
hamil. Alhamdulillah,” ujar Sigit.
Sigit, tetap berprasangka baik, apa yang
didapatkannya saat itu adalah rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa. Pekerjaan yang
diterimanya adalah bagian dari rezeki untuk buah hatinya.
Untuk mengenang perjalanan hidupnya itu, ia
sematkan pada nama anaknya yaitu Dahana Ning Kinasih. Nama yang diusulkan oleh
istrinya. “Kalau bahasa bebasnya, artinya adalah Dahana yang terkasih atau
disayangi. Dahana mengasihi kita, kita juga mengasihi Dahana,” terangnya
Namun ternyata, tidak hanya anak sulungnya
yang diberi nama dengan unsur Dahana, begitupun dengan anak keduanya. Jika
sekilas, nama anak laki-lakinya ini, tidak lepas dari apa yang selama ini
diproduksi oleh DAHANA, yaitu
handak alias bahan peledak.
Saelendra Februhandaka, itulah nama lengkap
anak laki-laki putra Sigit Kamseno. Nama ini pun bagi Sigit memiliki arti
tersendiri. Febru, ini sangat jelas menandakan bahwa lahirnya di bulan
Februari.
“Handaka ini mengandung dua makna, bisa
handak singkatan dari bahan peledak, dan juga Daka yaitu Dahana Kasongan,”
ungkapnya.
Dahana Kasongan, terang Sigit adalah site penempatan
barunya ,setelah sebelumnya di tempatkan di Jambi. Ketika akan berpindah ke
Kasongan, Sigit memberitahu istrinya perihal
kabar pemindahan, begitupun istrinya memberikan kabar bahwa ia tengah positif
hamil anak kedua.
“Waktu dipindahkan ke site Kasongan, istri
juga memberi kabar ia positif hamil anak
kedua. Jadi anak kedua saya kasih nama Daka, Dahana Kasongan,” tutur Sigit
sambil tersenyum.
Bagi pria yang pernah menempuh pendidikan
di sekolah kejuruan ini,
memberi nama dengan unsur Dahana adalah suatu bentuk kebanggaan. Bangga akan
keluarganya, dan juga tempat ia bekerja.
“Setidaknya nanti nama itu menyimpan
perjalanan hidup, bahwa saya dulu pernah bekerja di DAHANA,” katanya.
Sigit mengibaratkan Dahana adalah lahan
sawah dan ladangnya, dimana ia bekerja sehari-hari, menanam, mencakul, menyiram
dan merawatnya. Tempat ia mengais rezeki untuk keluarga. Ia yakin keberadaannya
di DAHANA adalah bagian sekenario Tuhan, dimana ia mendapatkan rezekinya.
No comments:
Post a Comment