Oleh: JJS/Pemred Majalah DFile
Saya teringat dengan obrolan
ringan bareng rekan-rekan media Subang dalam kesempatan buka puasa
bersama. Sebuah pertanyaan yang
dilemparkan disambut jawaban keyakinan oleh rekan-rekan media. Mungkinkan DAHANA akan menjadi ikon baru Kota
Subang? Sangat mungkin, begitu
jawabannya.
Kabupaten Subang saat ini terus
tumbuh, terlepas dari permasalahan politik lokal yang mewarnainya.
Prosfek cerah industri di kota ini semakin
terlihat dengan pembangunan proyek nasional yang mengiringinya. Sebut saja Tol Cipali yang sudah
rampung, Pelabuhan Internasional
Patimban yang segera dibangun, dan Bandara Kertajati di kabupaten tetanggga
yang juga segera memasuki tahap pembangunan.
Lokasi DAHANA yang berada di
Subang Timur, tepatnya di Kecamatan Cibogo, memiliki lokasi strategis. Subang Timur diprediksi dalam waktu dekat
segera menjelma menjadi kawasan yang ramai dengan aktivitas industri. Bukan tidak mungkin, wacana gerbang tol dekat
DAHANA akan segera terwujud seiring dengan laju pertumbuhan industri di
sekitarnya. Terlebih rencana pembangunan
Waduk Sadawarna semakin santer memasuki tahapan realisasi proyek. Hektaran lahan DAHANA dipastikan akan ikut
terendam oleh waduk yang rencananya akan mengairi 6.000 ha areal pesawahan ini.
Kembali ke ikon Kota Subang,
menjadi perusahaan yang dikenal publik memiliki keuntungan tersendiri. Dari kacamata ilmu komunikasi pemasaran,
peranan branding dengan menyematkan
nama perusahaan identik dengan nama kota akan memudahkan stakeholders mengenali
perusahaan tersebut. Setidaknya,
publisitas perusahaan akan menjadi lebih mudah.
Untuk menjadi ikon baru Kota
Subang, banyak hal yang bisa diandalkan oleh DAHANA. Selain bangunan Kampus Dahana yang berada di
Kawasan Energetic Material Center (EMC) yang memiliki desain unik dengan
segudang prestasi, setidaknya ada beberapa yang bisa dikembangkan lagi sehingga
DAHANA bisa lebih cetar membahana.
Indonesia Museum of Explosives (IMEX)
Berpromosi melalui museum. Kenapa tidak?
Menciptakan destinasi wisata edukasi di Subang sangat bagus peluangnya
untuk meningkatkan tingkat pengenalan masyarakat terhadap DAHANA. Sejatinya, lahan dan bangunan untuk cagar
budaya telah tersedia, hanya sedikit terkendala di pembiayaan yang belum dianggarkan
dalam rencana kerja perusahaan.
IMEX akan menjadi etalase
industri bahan peledak Indonesia. Betapa
tidak, museum ini akan menjadi museum satu-satunya yang menampilkan benda-benda
terkait bahan peledak dengan teknologi dan aplikasinya. IMEX yang dilengkapi dengan ruang theatre untuk
pemutaran film peledakan ini akan semakin memanjakan pengunjung dalam memahami
dunia peledakan.
Kunjungan pelajar, mahasiswa dan
masyarakat umum yang selama ini cukup membanjiri Kampus DAHANA dapat dialihkan ke
IMEX. Masyarakat akan lebih mudah
mengenal DAHANA tanpa harus mengganggu sisi sekuritas industri bahan peledak
yang memang sensitif dan tidak sembarangan orang dapat memasukinya. Ada
keuntungan dari sisi pengamanan.
Keberadaan IMEX ini akan didukung
dengan keberadaan LEN Techno Park yang juga sedang dibangun milik PT LEN
Industri, BUMN tetangga. Maka Jadilah
Cibogo menjadi destinasi wisata edukasi dengan keberadaan IMEX dan Len Techno
Park. Dan jika menerawang lebih ke depan
lagi, wisatanya pun dapat bertambah dengan wisata Waduk Sadawarna yang
bersebelahan dengan DAHANA.
Bale DAHANA
Jika berkunjung ke Kampus DAHANA,
hampir dipastikan melewati Bale DAHANA.
Sebuah gedung pertemuan paling besar di Subang saat ini. Terletak di pinggir Jalan Raya Subang –
Cikamurang, Gedung dengan kapasitas mencapai 3.000 orang ini dapat digunakan
untuk berbagai keperluan, mulai dari olahraga, pernikahan, wisuda bahkan konser
musik.
Dukungan kapasitas ruangan yang
besar dengan desain modern, Bale Dahana sangat refresetatif digunakan untuk acara-acara
besar. Klaim gedung pertemuan terbesar
di Subang bukanlah isapan jempol semata.
Hanya masalah sosialisasi dan kesiapan perangkat pendukungnya yang harus
dilakukan percepatan.
Investasi akan besar di awal
untuk pembenahan, selanjutnya pengelola akan bisa mandiri dengan manajemen yang
baik. Pekerjaan terbesar ada pada
perawatan pendingin ruangan dan peredam suara yang menjadi elemen utama
acara. Membangun unit event (EO)
profesional akan menjadi solusi menarik yang akan menjadi daya tarik bagi pihak
yang akan menggunakan Bale Dahana ini.
National Institute of Energetic Material (NIEM)
NIEM merupakan organisasi yang
diperuntukkan bagi yang tertarik di bidang bahan berenergi tinggi. Kalangan praktisi maupun akademisi. NIEM lahir sebagai bagian dari upaya bangsa
untuk mandiri di bidang teknologi bahan berenergi tinggi. Dengan ketua ex officio Kepala Energetic
Material Center (EMC), maka peranan sentral organisasi tetap ada di DAHANA
sebagai pemilik EMC.
Sejatinya, NIEM akan menjadi
pengejawantahan visi DAHANA untuk menjadi Industri nasional terunggul di bidang
bahan berenergi tinggi dengan menghasilkan
barang dan jasa yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan.. Keberadaan NIEM akan
semakin mengukuhkan DAHANA sebagai kiblat bahan peledak Indonesia. Bahkan, sebagai wasilah untuk berbicara di
level internasional.
Talenta-talenta itu sebenarnya
telah terbuktikan dan ada di DAHANA.
Sudah beberapa orang dikirim menjadi pembicara dalam ajang tahunan
International Society of Explosives Engineers (ISEE) di Amerika. Mereka berbicara tentang aplikasi keilmuan
bahan peledak di lapangan. Mungkin saja
nantinya NIEM bisa selevel ISEE. Ah,
tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
Dengan ketiga gacoan baru di
atas, Bintang dari Subang Timur bukanlah hal yang mustahil. Kata Bintang merujuk pada logo DAHANA yang
memiliki bintang dengan lima warna, juga bisa diartikan metafora dari prestasi
tinggi sebuah korporasi sehingga layak menjadi ikon sebuah tempat atau kota.
Ups, rupanya saya harus segera
tersadar dari alam penerawangan. Kembali
ke realita untuk mencolek rekan seiring yang dapat bersama-sama membumikan
mimpi. Atau tepatnya sebuah visi yang
seringkali dipandang sumir oleh orang lain karena tertutup tabir keengganan
untuk berubah karena ternina bobokan oleh comport
zone. *
No comments:
Post a Comment