
Edi Jamal, dosen pengampu mata kuliah pengeboran
dan peledakan yang ikut serta hadir dalam kegiatan ini, menerangkan kehadiran
mahasiswanya ke Kampus DAHANA adalah untuk memperkenalkan handak secara
langsung.
“Kunjungan ini merupakan bagian dari kuliah,
yaitu untuk melihat langsung jenis bahan peledak tambang di DAHANA,”
terang Edi jamal.

“Kemarin kita bertemu dengan pak Heru di
acara Trisakti Studenet Mining Competition, saya sampaikan keinginan kami untuk
bisa berkunjung ke Dahana,” terang Edi.
Kedatangannya ke Kampus DAHANA ini merupakan
kali pertama bagi mahasiswa teknik pertambangan Trisakti. Ikbal salah satu
mahasiswa yang ikut serta dalam kunjungan ini mengungkapkan kehadirannya di
DAHANA merupakan bagian dari materi kuliah.
“Ini sama dengan kuliah, edukasi lapangan,
jadi mahasiswa yang ikut matkul pengeboran dan peledakan wajib ikut,”
terang Ikbal.
Selama kunjungan, mahasiswa mendapat
penjelasan tentang Dahana dan produk Dahana. Pada sesi tanya jawab, salah satu
mahasiswa bertanya tentang bagaimana mengenal bahan peledak yang tergolong
kadaluarsa.
“Bagaimana kita bisa mengetahui bahan peledak
dahana yang kadaluarsa?” tanya Rezki, mahasiswa teknik tambang Trisakti.
Aep Saepudin menerangkan untuk mengenal kadar
kadaluarsa handak, khususnya handak produk DAHANA, bisa dilihat dari
tanggal produksinya. Pada dasarnya, handak meski kadaluarsa masih bisa meledak
namun mutu ledakannya yang membedakannya.
“Handak DAHANA memiliki rentang waktu
kualitas mutunya, kami katakan ini masa kadar kadaluarsa.
Kekuatan handak DAHANA seperti Danfo itu kekuatan mutunya sekitar 6
bulan, Emulsion 12 bulan, CE 2 tahun dan Shaped charges 5 tahun,”
papar Aep Saepudin menjawab pertanyaan. (SYA)
No comments:
Post a Comment