Hari semakin, siang terik matahari cukup menyengat dikulit,
namun nampak seperti berbeda dengan yang dirasa oleh dua puluh siswa Kursus
Bintara Munisi Pusat Pendidikan Peralatan
(Pusdikpal) Angkatan Darat yang sedang berdiri berbaris di halaman area bunker untuk melihat proses uji mutu
peledakan bahan peledak hasil produksi Dahana pada 7 Mei 2015.
Secara bergantian siswa masuk ke dalam bunker, melihat langsung bagaimana cara handak dirakit.
Sebelumnya mereka mendapat penjelasan jenis bahan peledak yang akan diledakkan. Kali ini bahan peledak yang diledakkan adalah Dayagel Magnum dan Pentolite
Booster ukuran 100 gram dengan inisiasi ledakan menggunakan detonator listrik.
"Boomb..bomb..bomb," tiga kali suara bahan peledak meledak secara bertautan,
bunkerpun mengeluarkan asap. Para siswapun puas melihat bagaimana uji mutu
bahan peledak yang dilakukan oleh Dahana.
Setelah melihat proses peledakan, para bintara ini pun
diajak berkunjung ke pabrik Detonator Non Elektrik (nonel). Sebuah inisiator bahan peledak yang belum pernah
digunakan oleh Pusdikpal untuk kepentingan militer.
"Dengan menggunakan Nonel, ada beberapa kelebahan yang
didapat, kita tidak perlu takut dengan adanya gelombang listrik yang mengakibatkan ledakan prematur, dan
tidak perlu khawatir dengan adanya konsleting karena air," terang Bagus Teguh kepada para
siswa.
Detonator jenis Nonel
hanya bisa bereaksi jika diinisiasi oleh alat khususnya yaitu Shucktube
Inisiator. Bagus pun mengajarkan para siswa bagaimana cara merangkai shocktube
dengan menggunakan blok konektor.
"Ini cara membedakan shocktube, mana yang sudah
digunakan dan belum digunakan. Lihat perbedaannya," terang
Bagus sambil memperagaka. (Sya)
No comments:
Post a Comment