Dengan anggaran pembangunan sebesar Rp 4 triliun, PT Dahana (Persero) memulai pembangunan pabrik propelan. Untuk
tahap awal akan dibangun pabrik yang memproduksi nitrogliserin (NG) di areal yang telah disiapkan di Kawasan Energetic Material Center
Subang. Pabriknya sendiri ditargetkan tahun 2015 sudah bisa
selesai.
Sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Utama PT Dahana (Persero)
F. Harry Sampurno di kantornya di Subang, Selasa (3/2/2015). “Ibaratnya puzzle,
ada pabrik NG, pabrik ini, pabrik lainnya. Total jadi pabrik propelan. Nah yang
khusus NG tahun ini harus jadi,” jelasnya.
Produksi propelan merupakan bentuk kerja sama dengan Roxel dan Eurenco dari Perancis melalui mekanisme G
to G. Bentuk kerjasamanya berupa transfer teknologi maupun investasi. Untuk komposisi
investasi sebesar 51:49, dimana Pemerintah Indonesia 51 persen dan Perancis
sebesar 49 persen.
Propelan sendiri merupakan salah satu program Komite
Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang dimanahkan ke PT Dahana (Persero) untuk memproduksinya. Selain propelan, KKIP
juga menelurkan program lainnya seperti pembuatan pesawat tempur, kapal selam,
roket, rudal, radar, dan tank.
Nilai strategis propelan bagi pertahanan nasional begitu
penting. Peluru, rudal, meriam, tidak akan berfungsi kalau tidak ada propelan.
Sebab propelan merupakan komponen utama amunisi.
Nah yang jadi masalah adalah, hingga saat ini kebutuhan
propelan dalam negeri masih impor. Tentu ini akan sangat bahaya bagi pertahanan
nasional. Untuk itu lah, pemerintah melihat sesungguhnya bangsa ini mampu untuk
membuat propelan. Dan hanya PT Dahana yang memiliki kemampuan itu. Meskipun
selama ini berkecimpung dalam komersil, tetapi setidaknya telah berpengalaman
sejak 1966 dalam pembuatan bahan peledak. (dra)
No comments:
Post a Comment