Terdapat enam awak media dari masing-masing perwakilan yang
berkunjung ke Energetic Material Center (EMC) Dahana di Subang pada Selasa
(3/2). Mereka berasal dari perwakilan media nasional yaitu Harian Republika dan
Majalah Tempo. Kalau untuk media lokal berasal dari Harian Pikiran Rakyat dan
Gala Media. Untuk komunikasi dengan komunitas BUMN hadir dari BUMN Insight.
Sedangkan untuk komunikasi internal berasal dari Majalah DFile.
Acara berlangsung sejak siang hari. Dimulai dengan melakukan
kunjungan ke lokasi pabrik yang terletak
di lahan seluas 600 hektar di Energetic
Material Center. Dengan didampingi pihak Humas, para awak media diajak
berkeliling ke beberapa tempat.
Karena masing-masing tempat proses dan bahan baku jaraknya
berjauhan, digunakanlah kendaraan khusus untuk melakukan plant tour.
Selama perjalanan melalui kendaraan, Tris Budiman dari Humas,
memberikan penjelasan tempat-tempat yang menjadi bagian dari produksi bahan
peledak. Mulai dari pergudangan, produksi, perakitan, hingga tempat uji coba
peledakan. Sempat mampir ke tempat perakitan bahan peledak.
Selesai melakukan tour singkat ke lokasi, acara berlanjut
dengan bincang ringan bersama F. Harry Sampurno selaku Direktur Utama di salah
satu ruangan di gedung yang mendapat penghargaan sebagai Green Building. Harry
Sampurno menjelaskan tentang pentingnya media sebagai alat komunikasi kepada
masyarakat untuk membangun bangsa dan nasionalisme.
Acara yang digagas oleh Humas PT Dahana (Persero) ini berfungsi agar komunikasi dengan pemangku
kepentingan terus berlanjut. Salah satunya adalah dengan mengundang sejumlah
media untuk melakukan kunjungan ke lokasi perusahaan.
Perusahaan yang pindah dari Tasikmalaya ke Subang di tahun
2012 ini sadar betul bahwa sebagai perusahaan milik pemerintah (BUMN),
masyarakat harus tahu tentang posisi dan sepak terjang perusahaan selama ini.
Keterbukaan informasi di era reformasi memang merupakan suatu keharusan.
Dengan begitu, melalui media gathering terbatas ini diharapkan
masyarakat semakin mengenal apa itu PT Dahana (Persero). Sebab tidak sedikit masyarakat yang tidak tahu tentang perusahaan
bahan peledak yang berdiri sejak 1966 ini.
“Saya saja baru
tahu kalau ada PT Dahana,” jelas Akbar, awak media dari Republika. (dra)
No comments:
Post a Comment