PT
DAHANA (Persero) dan Dislitbang TNI AD sepakat mengembangkan bahan peledak
pertahanan bersama-sama. Kesepakatan
tersebut tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh
Direktur Utama PT DAHANA (Persero) F. Harry Sampurno dan Kadislitbang TNI AD
Brigjen TNI Rudiono Edi S di Mabes TNI
Angkatan Darat Jakarta pada 19 Nopember 2014.
Nota
kesepahaman ini ditandatangani dihadapan peserta Seminar Litbanghan TNI AD
Tahun 2014. Nota kesepahaman ini
meliputi kerjasama bidang pengkajian, penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bahan peledak guna mendukung pertahanan.
Dalam
sambutan tertulisnya, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
berharap dengan kerjasama ini akan meningkatkan kemampuan personil litbang
kedua belah pihak melalui sharing pengetahuan dan pengalaman sehingga
dihasilkan kualitas teknologi persenjataan dan peralatan pertahanan yang semakin
canggih, sesuai perkembangan terkini.
“Sebagaimana
diketahui bersama, perkembangan iptek terus mengalami kemajuan, ancaman ke
depan tidak lagi terbatas pada traditional
threat, tetapi telah berkembang menjadi non
traditional threat, termasuk didalamnya cyber
threat dan hybrid threat,” terang
Gatot Nurmantyo.
Sementara
itu, bagi PT DAHANA (Persero), kerjasama seperti ini bukan hal baru. Produk-produk bahan peledak DAHANA telah lama
dan sering digunakan oleh TNI, terutama dalam latihan atau pun misi sosial
pembangunan.
“Produk
Dayagel merupakan salah satu yang paling sering digunakan oleh TNI AD. Bahan peledak jenis cartridge emulsion ini biasa digunakan dalam latihan atau pun misi
penghancuran bukit, membangun jalan dan lain-lain,” terang F. Harry Sampurno,
Direktur Utama PT DAHANA (Persero).
Masih
menurut Harry, DAHANA juga saat ini telah berhasil mengembangkan dan
memproduksi bom plastik dengan label Dayagel Sivor.
“Malahan
untuk produk Dayagel Sivor sudah kita ekspor ke Timor Leste,” lanjut Harry
Sampurno.
Selain
bahan peledak militer tersebut, DAHANA sedang menyiapkan beberapa produk bahan
peledak militer lainnya seperti Bomb P 100 Live untuk pesawat Sukhoy, Blast
Effect Bomb untuk latihan, Propelan untuk munisi roket dan peluru, TNT dan
bahan peledak lainnya.
“Kami
telah memiliki Energetic Material Center sebagai pusat penelitian, pengembangan
dan produksi bahan berenergi tinggi.
Dengan begitu, kebutuhan bahan berenergi tinggi tidak lagi impor untuk
ke depannya,” pungkas Harry Sampurno. (jjs)
No comments:
Post a Comment