Subang,
11 September 2014. Mendorong percepatan pembangunan industri propellant
untuk pemenuhan kebutuhan alutsista menjadi hal penting saat ini. Kehadiran pabrik propellant yang akan
dibangun di Kawasan Energetic Material Center (EMC) milik PT DAHANA (Persero)
ini akan memberikan dukungan signifikan terhadap kemandirian industri
pertahanan Indonesia.
Topik
hangat tersebut menjadi menu utama acara Forum Komunikasi Litbang Pertahanan
ke-25 yang dihelat di Kampus Dahana Subang, 11 September 2014. Acara yang berlokasi di Auditorium Kampus
Dahana ini dihadiri Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan anggota
Forkom Litbang yang terdiri dari Kementerian Pertahanan, TNI, perguruan tinggi,
pejabat daerah setempat, Industri, dan lembaga litbang kementerian.
Sebagaimana
diketahui, sejak peletakan batu pertama oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo
Yusgiantoro pada 4 Desember 2010 lalu, pembangunan EMC rampung pada pertengahan
2012. Di lokasi seluas hampir 600 hektar
ini diisi fasilitas perkantoran, gudang, laboratorium, dan pabrik, termasuk
lokasi pabrik propellant yang sudah disiapkan jauh-jauh hari.
Propellant
merupakan bahan pendorong roket/peluru yang tersusun atas fuel, oksidator dan
aditif. Propelan base adalah bahan bakar dengan fuel dan oksidator yang sudah
terpadu dalam satu senyawa kimia, misalkan Nitrocellulose atau Nitroglycerine
atau Nitroguanidin. Propelan menjadi
komponen utama MUNISI bagi kebutuhan persenjataan ringan, alutsista seperti
meriam, kanon dan roket maupun untuk kepentingan sipil dan industri. Kebutuhan propelan dalam negeri sampai saat
ini masih sepenuhnya diperoleh dari impor, sehingga sangat rawan terhadap
embargo dan kemandirian kemampuan pertahanan NKRI.
Menurut
Direktur Utama PT DAHANA (Persero) F. Harry Sampurno, pembangunan Pabrik
Propellant ini memiliki nilai yang sangat strategis.
“Hal
ini (pembangunan Pabrik Propellant) akan mendorong kemandirian ketahanan dan
pertahanan nasional serta penegakan kedaulatan negara, dikarenakan propellant
merupakan komponen utama untuk munisi bagi kebutuhan operasi TNI dan POLRI,”
ujarnya.
Masih menurut Harry, kehadiran Pabrik Propellant ini
banyak membawa manfaat. Beberapa diantaranya mengoptimalkan
potensi industri dalam negeri serta penguatan struktur industri, mengembangan
sumber daya manusia dengan keahlian di bidang propellant, dan alih teknologi
dengan penguasaan dan pengembangan sendiri serta diversifikasi produk.
Ketika disinggung perkembangan pembangunan saat ini,
Harry menjawab diplomatis bahwa banyak pihak yang terlibat dalam pembangunan
ini sehingga memerlukan waktu untuk memulai pembangunan. (jjs)
No comments:
Post a Comment