Subang, 10 Mei 2014.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana mengunjungi
Energetic Material Center (EMC) milik PT DAHANA (Persero) di Subang Jawa
Barat pada Sabtu, 10 Mei 2014.Canangkan Pabrik Nac/Sac
MenPPN melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik NAC/SAC sebagai kelanjutan Pabrik Booster yang telah dibangun pada 2012 lalu. Fase kedua ini menyelesaikan pembangunan fasilitas Pembuat Asam Nitrat Pekat dan Asam Sulfat Pekat (NAC/SAC), yang akan memproduksi Asam Nitrat Pekat sebagai bahan baku pembuatan PETN yang kemudian digunakan sebagai komponen utama pembuatan Booster.
Dengan memproduksi sendiri PETN, PT DAHANA dapat melakukan penghematan yang sangat signifikan,karena dengan tidak lagi bergantung pada PETN impor dan meningkatkan kemandirian.
Selain digunakan untuk produksi PETN, fasilitas NAC/SAC ini sangat strategis karena menjadi hulu dari industri propelan yang sudah dicanangkan sejak akhir tahun 2010 lalu.
Investasi pabrik booster baik fase pertama maupun fase kedua ditanggung bersama oleh DAHANA dan DAK Energetics Limited. Jika fase kedua ini terealisasi, bukan hal mustahil DAHANA tidak hanya dapat melakukan pengayaan handak untuk tujuan komersial, namun juga mampu memproduksi propelant dan sebagainya untuk kepentingan pertahanan.
Ekspor Perdana Booster Dayaprime
Seperti
diungkapkan Direktur Utama PT DAHANA (Persero), F. Harry
Sampurno, “Dengan rampungnya ketiga fase produksi Booster maka nantinya
DAHANA bisa berperan penuh dalam menyokong kemandirian industri
pertahanan nasional. Kawasan ini (Booster) nantinya diarahkan dalam
pembuatan segala macam bahan peledak untuk mendukung alutsista, seperti
isian bom, roket, dan lainnya. Hari ini juga kita saksikan ekspor
perdana booster ke Filipina mengikuti jejak produk Dahana lainnya yang
sudah diekspor ke lebih dari 20 negara”, tutur Harry.Pentolite Cast Booster sendiri merupakan bahan peledak dengan daya ledak paling tinggi di antara semua jenis handak yang dipakai di dunia pertambangan saat ini. Dengan menggandeng DAK Energetics Limited, perusahaan asal Amerika Serikat, PT DAHANA (Persero) resmi telah merampungkan pembangunan pabrik Booster skala besar pertama di Indonesia. Booster berlabel “Dayaprime” ini bakal mengurangi ketergantungan, bahkan menghapuskan booster impor. Menurut Direktur Teknologi & Pengembangan Heri Heriswan, pabrik booster pertama di Indonesia ini akan mampu berproduksi dalam kapasitas 3 juta pcs Dayaprime Cast Booster setiap tahunnya.
“Bahkan bisa ditingkatkan hingga mampu memproduksi 6 juta pcs/tahun, atau setara 1200 metrik ton “high explosives” jika diequivalenkan dengan standar ukuran bahan peledak”, ujar Heri.
Resmikan Pabrik ANSOL
Dalam
acara yang sama, Menhan juga meresmikan Pabrik Ammonium Nitrate
Solution (ANsolution) milik Joint Operation DAHANA dan Black Bear
Resources Indonesia (BBRI). Pembangunan Pabrik AN cair yang berlokasi
di Lhoktuan Kalimantan Timur menelan investasi +/- USD 34 Juta ini
dimulai sejak tahun 2010 dan sudah melakukan trial production sejak awal 2014 lalu. Pabrik ANsol ini terdiri dari dua unit yaitu unit asam nitrat dan unit ammonium nitrat.Sebagai informasi, ANsol adalah bahan baku utama dari bahan peledak emulsi matriks yang banyak dipergunakan untuk peledakan di tambang-tambang terutama tambang batubara. Kebutuhan bahan peledak jenis emulsi matriks terus meningkat setiap tahunnya. Selain dibangun dengan swakelola dengan bantuan perusahaan engineering nasional, Pabrik ANsol ini pun memanfaatkan sebesar mungkin sumber daya SDM yang ada di Bontang baik selama proses konstruksi maupun operasional.
Sepeda Santai Bappenas
Sebelum
acara peresmian, pagi harinya diadakan acara Gowes Bareng Karyawan
DAHANA bersama karyawan Bappenas berkeliling kawasan EMC dan
sekitarnya. Dipimpin oleh Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana, rombongan gowes yang
berjumlah lebih dari 100 orang ini berkeliling kawasan EMC seluas 600
Ha.Secara khusus rombongan meninjau seluruh fasilitas yang telah dibangun didalam “ring 1” seluas 120 Ha yang terletak di belakang Kampus Dahana.
Kampus Dahana ini berjarak kurang dari 5 km dari rencana jalan Tol Cipali (Cikampek - Palimanan) yang sedang dalam pembangunan. Untuk memuluskan proyek Jalan Tol Cipali ini, PT PP sebagai pelaksana proyek menggandeng PT DAHANA (Persero) untuk meratakan bukit dan batu sepanjang rencana jalan tersebut. Bekerjasama dengan PT Karabha Girya Mandiri, PT DAHANA melalui Divisi Kuari & Konstruksi turut serta menggarap perataan akses jalan tol ini.
No comments:
Post a Comment