Doddy Bambang P, Senior Manager PSDM & Org.
Mungkin
rekan-rekan sudah tau apa itu 4L’s dan mungkin juga sudah baca apa dan
bagaimana 4L’s diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Topik ini juga
pernah saya sharingkan pada acara “Dahana English Day”. Tetapi disini
saya tidak akan mengulas apa itu 4L’s secara teori mendalam, tapi lebih
sederhana ke praktis dari persepsi saya dan juga pengalaman saya
sehari-hari. Tidak mudah memang menerapkannya selain komitmen diri,
disiplin , dan yang terpenting mau berubahnya itu. Sampai saat inipun
kalo ditanya apakah sudah berhasil? tentu jawabnya belum.
Sedikit
flash back ke apa itu 4L’s (sekalian mengenang founder;s nya Steven
Covey), yaitu to LIVE, to LEARN, to LOVE dan to LEAVE a LEGACY (dari
buku First Things First).
TO LIVE
Kata Covey “how
much money do we really need to make to put a roof over our heads, food
on the table and to finance our children's education, etc”
Saya
sudah bekerja di Dahana lebih dari 20 tahun, punya seorang istri dan 4
orang anak, nah apakah yang saya cita-citakan sudah tercapai ? tentunya
saja belum . Namun secara basic Alhamdulillah semua sudah terpenuhi.
Apakah
rekan-rekan setuju bahwa Dahana kendaraan yang sudah kita pilih untuk
masa depan kita itu memberikan kehidupan buat kita dan keluarga ?
Karena
saya sudah memilih kendaraan kehidupan saya adalah Dahana, makan saya
harus memberikan yang terbaik untuk membantu perjalanan saya, dengan
memberikan kontribusi berupa pemikiran-pemikiran, ide-ide walaupun
tantangannya besar dan terkadang bisa menjadi penghalang yang bahkan
terkadang membuat saya ingin menyerah. tapi belakangan saya tau bahwa
dalan perjalanan berhasil dan tidak itu adalah satu paket, itu lah
perlunya cara pandang yang berbeda untuk mengatasinya.
Saya bersyukur bahwa apa yang saya dapat saat ini adalah karena kendaraan yang saya pilih terus berkembang dan bertumbuh.
TO LEARN
(What do we want to learn next?)
Belajar
yang terbaik adalah belajar dari kehidupan, ada juga yang bilang
belajar dari orang-orang sukses itu yang sering kita dengar dari para
motivator , tetapi bagi saya yang terpenting “Jangan pernah berhenti
untuk belajar sampai kapanpun”
Di Dahana saya belajar banyak, dari
mulai saya masuk lalu diperbantukan di BPIS sampai kembali lagi ke
Dahana TAsikmalaya, Banyak sekali yang saya dapatkan terutama untuk
pengembangan diri yaitu dari aspek manajerial sampai yang berhubungan
dengan leadership, motivasi dan lain-lain.
Saya bersyukur pernah
ditempatkan di BPIS , disana saya belajar banyak dan bertemu dengan
orang-orang yang lebih pinter dari saya, bukan saja belajar manajerial
dari seminar- seminar, pelatihan-pelatihan , tapi juga belajar
pengembangan diri , karena bertemu dengan leader-leader yang pernah
memimpin departemen-departemen, lembaga-lembaga Negara di Negri ini. Dan
Bahkan saya diberi kesempatan oleh Dahana untuk belajar mengelola event
di beberapa Negara Timur Tengah dan Eropa.
Apakah Dahana bagi rekan-rekan memberikan pelajaran berharga untuk pengembangan diri anda dan bertumbuh menjadi lebih baik?
TO LOVE
Love (What type of social environments do we need to work and live in to be content?)
Pada
waktu penghasilan Dahana masih kecil saya pernah di tanya oleh ibu,
kenapa sih kamu sampai “cinta” sama Dahana padahal gaji nya “kecil”
(dibandingkan dengan adik-adik saya yang penghasilannya jauh lebih besar
dan ibu juga tau waktu saya kerja diper bank kan penghasilan saya sudah
4x lipat dari pada di Dahana). mungkin pertanyaan seperti yang ibu saya
katakanpun masih berlaku bagi sebagian rekan-rekan saat ini. Lalu
kenapa saya masih disini sampai saat ini?
Saya mengenal Dahana
sejak dari Taman Kanak-kanak walaupun belum mengerti itu perusahaan apa
sampai waktu kuliah kerja praktek pun di Dahana, melamarpun perusahaan
pertama adalah Dahana , walaupun saat itu belum bisa diterima di Dahana
dan akhirnya saya kerja di perbank kan.
Kata pepatah “Tak Kenal
maka tak sayang” Tapi bukan itu point nya, ketika pertama kali saya di
wawancara oleh Bagian Personalia, entah kenapa saya tiba-tiba melihat
hal-hal yang dalam pikiran saya muncul setelah melihat orang-orangnya,
cara kerja nya dll, “andaikan saya bekerja disini dengan ilmu saya pasti
saya bakal jadi pejabat tinggi (hahahaha), itu yang belakangan saya tau
namanya VISI. Dari situ lah “perjalanan” saya dimulai menggunakan
“kendaraan” yang saya pilih.
TO LEAVE A LEGACY
Legacy (What do we want to create and leave for others?).
Ini
mungkin yang menjadi cita-cita setiap orang, ketika kita sudah
meninggalkan Dahana, kita dikenang orang karena apa yang telah kita
ciptakan, perilaku kita, kebaikan kita untuk orang lain dan
generasi-generasi Dahana mendatang dan bahkan bisa kita ceritakan ke
anak cucu kita. Saya belum bisa cerita banyak untuk ini karena masih
dalam perjalanan .
Monday, March 3, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment