Divisi
Tambang Umum (DTU) 2 PT DAHANA (Persero) kembali melebarkan sayap
bisnisnya ke Pulau Sumatra. Kali ini, divisi yang sebagian besar
operasinya berada di Pulau Kalimantan ini menggarap proyek penjualan
handak dan supervisi peledakan di PT Faras Pratama. Pertambangan tembaga
dan emas ini tepatnya berada di Desa Pakan Salak Kecamatan Koto Pari
Kabupaten Solok.
Letaknya yang berada di pedalaman hutan hujan
tropis Sumatra membuat aksesnya sukar di tempuh. Untuk mencapai lokasi
butuh 7 jam perjalanan darat dari Kota Padang. Rimbunan hutan Bukit
Barisan menjadi ciri khas Site Solok yang menjadi lokasi pertambangan
yang dilengkapi dengan fasilitas peleburan (smelter) tembaga
ini. “Akses komunikasi hampir tak ada, kondisi hutan pun masih sangat
perawan, dan kadang ditemui harimau Sumatra dan beruang madu di hutan,”
jelas Yuyun Agus Riyanto, Koordinator Site Solok.
Site Solok
mempunyai karakter yang berbeda dibanding site lain yang pernah digarap
DTU 2. Site yang mulai dikerjakan sejak 13 Juli 2013 ini merupakan
tambang tembaga dengan karakteristik underground. Berbeda dengan tambang tembaga DTU 2 lainnya yang umumnya digali dengan metode open pit di tambang terbuka, seperti halnya tambang batubara.
Karakter
peledakan dengan model terowongan menjadi pengalaman pertama DTU 2 di
jasa handak yang ditanganinya. “Meski peledakan dan pengeboran tidak
dilakukan DAHANA, kita banyak belajar dari tambang penggalian
terowongan. Batuan di lokasi tambang merupakan batuan andesit keras
sehingga mustahil menggunakan alat bor dan harus menggunakan teknik
peledakan, ini pengalaman pertama DTU 2 mengerjakan proyek tunnel,” ujar Yuyun.
Yuyun
mengungkapkan, kedalaman lubang setiap terowongan mencapai 200-300
meter dari permukaan tanah, dengan diameter terowongan sekitar 2x2
meter. “Dalam sebulan, kita sudah menyelesaikan 2 lubang di 3 lokasi,”
ungkapnya. Teknik blasting sendiri pun dengan penanganan khusus dan
dengan kuantitas yang sangat sedikit. Dalam sekali peledakan yang
dilakukan seminggu sekali, pihaknya hanya menggunakan 20 lubang tembak
yang memiliki kedalaman rata-rata hanya 1,5 meter, dengan hasil ledakan
paling cekak 7,6 bcm.
Menurut Yuyun, selain resiko safety
yang lebih tinggi dibanding tambang terbuka, tingkat keberhasilan
menemukan cadangan tembaga di kedalaman tanah pun cukup tinggi. “Ketika
sudah menggali batuan hingga 40 meter, terpaksa dihentikan karena
ternyata tak ditemukan galena (biji tembaga) di dalam tanah,” kata
Yuyun. (IDR)
Thursday, November 21, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment