Pages

Friday, November 22, 2013

DAHANA Kerjakan PLTM Morowali

Bila dilihat dari struktur batuan yang ada di Indonesia, karakteristik wilayah Indonesia terbilang unik. Di beberapa wilayah kepulauan Indonesia, jenis batuan, khususnya granit yang ada cenderung memiliki tingkat kekerasan yang tinggi. Fenomena ini membuat beberapa alat berat seperti pemecah batu (braker), mesin bor, dan alat penghancur batu lainnya kurang cocok dipakai di proyek-proyek sektor konstruksi yang ada di tanah air.


Hal ini selain menjadi menghambat waktu pengerjaan, juga menjadi kurang efisien dari sisi biaya. Di sisi lain, pesatnya pembangunan membuat kebutuhan “penghancur batu” terus meningkat setiap tahunnya.  PT DAHANA (Persero) sebagai perusahaan penyedia jasa peledakan, melihatnya sebagai peluang bisnis yang sangat potensial.

Di lini bisnis Divisi Kuari dan Konstruksi PT DAHANA tersebut, BUMN yang dinakhodai F. Harry Sampurno ini tengah menggarap beberapa proyek peledakan sektor konstruksi yang terkonsentrasi di Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Salah satunya, yakni pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Morowali. Proyek PLTM ini merupakan proyek pembangkit kedua yang dikerjakan DAHANA dalam setahun terakhir setelah PLTU Salira di Banten.

Di Pembangkit listrik yang terletak di Desa Rawapadar Kecamatan Lembo Kabupaten Morowali ini, PT DAHANA mengerjakan pembangunan saluran parit untuk mengalirkan air ke pembangkit mikrohido milik PT Buminata Ajiperkasa.  Sesuai dengan master plan PLTM Morowali, pembangkit yang dihasilkan dari aliran Sungai Panapa tersebut berkapasitas terpasang 3x3000 Kwh. PLTM ini akan mengalirkan listrik untuk kebutuhan setrum di Pulau Sulawesi yang saat ini masih kerap kekurangan pasokan.

Site Coordinator Morowali Suharno mengungkapkan, proyek peledakan yang dimulai pada Mei 2012 ini baru akan selesai pada pertengahan 2014 mendatang. Butuh setidaknya 3 ton Anfo untuk menghasilkan ledakan 10 bcm batu dalam setiap bulannya.  Untuk mensaisati penggunaan Anfo di daerah yang terkenal dengan curah hujan paling tinggi kedua di Indonesia ini, menurut Suharno, pihaknya selalu menggunakan kondom dalam setiap operasinya.

“Karena faktor cuaca di Morowali yang memiliki curah hujan sangat tinggi dan tak mengenal musim, drilling dan blasting hanya bisa dilakukan setidaknya 3 kali dalam seminggu,” jelas Suharno. Dibantu 3 helper dan seorang blaster, Suharno mampu mengerjakan 60 lubang ledakan dengan kedalaman 4 meter setiap harinya.

Suplai handak pun terbilang lancar. Meski jarak Morowali sangat jauh dari Makassar yang menjadi lokasi bongkar muat handak, lokasi site yang tak jauh dari dari jalan Poros Trans Sulawesi membuat suplai handak tepat waktu. “Kendala hanya pada cuaca dan keterbatasan alat berat di lokasi,” tukas Suharno. (IDR)

No comments:

Post a Comment

 

PT DAHANA

Jakarta Office:
Menara MTH, Lt.17
Jl. MT. Haryono Kav.23
Jakarta 12820
Indonesia
Telephone +62 21 837 823 17
Facsimile +62 21 837 823 27

PT. DAHANA

Head Office:
Energetic Material Center
Jl. Raya Subang - Cikamurang Km. 12 Cibogo
Subang 41285, Jawa Barat
Indonesia
Telephone+62 260 742 3333
Facsimile+62 260 742 3888