“PT DAHANA menjadi satu-satunya perusahaan negara
yang belum pernah menerima bantuan modal pemerintah lewat penyertaan
modal negara (PMN), dari lahirnya perusahaan hingga sekarang,” F. Harry
Sampurno, Direktur Utama PT DAHANA (Persero)
Tahun
1966, tak lama setelah krisis politik melanda Indonesia setahun
sebelumnya, berawal dari proyek rahasia di lingkungan TNI AU, sebuah
pabrik dinamit atau NG Based Explosives didirikan di
dekat pangkalan udara Tasikmalaya, kini bernama Lanud Wiriadinata.
Tujuan pendirian pabrik tersebut, yang produknya bersifat komersial
adalah untuk membiayahi operasional Pabrik Roket (proyek menang) yang
produknya diperlukan untuk pesawat tempur TNI AU.Kebutuhan bahan peledak yang banyak selama latihan, ditambah perubahan situasi politik, membuat pemerintah kesulitan mengimpor peralatan militer, termasuk salah satunya impor handak dalam bentuk dinamit. Maka, mendirikan pabrik handak sendiri menjadi pilihan satu-satunya. Proyek ini terus berjalan, dan sukses memenuhi kekurangan kebutuhan dinamit yang dipakai dalam latihan udara TNI AU.
Dari sebuah lembaga pengembangan bahan peledak milik negara, pemerintah kemudian mengubah statusnya menjadi perusahaan umum PT DAHANA (Persero), berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun1973. Status sebagai perseroan negara kemudian dikuatkan melalui PP Nomor 17 Tahun 1991 yang mengubahnya dari perusahaan umum menjadi perseroan terbatas, perusahaan yang sepenuhnya merupakan aset negara yang dipisahkan.
Kini, 47 tahun setelah pendiriannya, sebuah perusahaan yang lahir dari pusat pengembangan ini berganti baju menjadi perusahaan dengan reputasi terpercaya sebagai produsen handak. tak hanya memproduksi, PT DAHANA menjadi satu-satunya produsen handak nasional, yang juga menyediakan jasa peledakan menyeluruh di berbagai sektor pertambangan dan konstruksi.
Dengan operasi perusahaan yang terus meluas di bisnis handak komersial, perusahaan terus mengembangkan diri dan memperbaiki kualitas layanannya secara terus menerus. Kepercayaan konsumen yang meningkat, membuat operasi bisnis DAHANA perlahan mulai menyasar pasar ke luar negeri, tak hanya ekspor bahan peledak namun juga merambah ke sektor jasa peledakan.
Selama kurun waktu itu pula, perusahaan mengalami pasang surut kinerja perusahaan. Namun, kemampuan keluar dari turbulensi tersebut, DAHANA membuktikan diri sebagai perusahaan negara yang punya fondasi manajemen yang kuat bertahan dalam segala krisis. Jika dibanding perusahaan BUMN lain, DAHANA terbilang sangat kecil bila dilihat dari nilai aset. Namun, kematangan dan manajemen perusahaan yang sehat, menjadi modal korporasi yang terus berkembang pesat.
Menurut Pudji Suprapto, Kepala Energetic Material Center (EMC) PT DAHANA Subang, kemajuan yang diraih perusahaan saat ini tak lepas dari banyak inovasi karya putra-putri DAHANA. “Di samping manajemen perusahaan yang sehat, inovasi-inovasi produk dan jasa perusahaan menjadi kunci utama keberhasilan DAHANA sampai pada kemajuan pesat saat ini,” ungkap Pudji pada Dfile ditemui di Jakarta.
Menurut Pudji, dalam usaha meningkatkan inovasi perusahaan, DAHANA sempat mengalami masa keterpurukan setelah hak risetnya dicabut pemerintah pasca kecelakaan meledaknya pabrik dinamit di Tasikmalaya,. “Tanpa kegiatan riset, sulit bagi perusahaan manapun bisa berkembang, inovasi mutlak diperlukan perusahaan yang bergerak di sektor bahan peledak,” jelas Pudji.
Diungkapkan Pudji, hal yang sama pula yang terjadi saat pemerintah kembali mencabut “hak istimewa” lain perusahaan berupa monopoli penjualan bahan peledak tahun 1999. Setelah tak lagi menjadi distributor tunggal industri handak komersial dalam negeri, pemain asing mulai masuk menggeser DAHANA sebagai pemain tunggal industri bahan berenergi tinggi.
Sadar dengan ketertinggalannya dari kompetitor asing yang sudah memiliki jam terbang pengalaman lebih tinggi, budaya inovasi kembali gencar dilakukan, DAHANA kembali mendapatkan izin pengembangan risetnya pada tahun 1991. “Inovasi yang menyelamatkan perusahaan dari ketertinggalan, tanpa inovasi DAHANA mustahil bisa terjun dalam jasa peledakan menyeluruh, inovasi produk pun mutlak di tengah kompleksitas kebutuhan konsumen dan layanan maksimal,” ujar Pudji. Hasil inovasi karya putra-putri DAHANA antara lain Mobile Mixing Unit (MMU), On Site Plant (OSP), berbagai macam bahan peledak yang telah dipatenkan perusahaan, serta pembangunan dan implementasi Sistem Manajemen Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja, Lingkungan, dan Security berbasis standard Internasional yang meningkatkan values bagi Perusahaan .
No comments:
Post a Comment