Berada
di daerah terpencil, akses jalan penghubung yang sulit, ditambah
letaknya yang menjorok di hutan hujan tropis Borneo, tak lantas
menyurutkan semangat kerja keryawan PT DAHANA (Persero) yang ditempatkan
di Site PMJ. PMJ yang merupakan kepanjangan dari akronim salah
satu konsumen Dahana, yakni PT Pipit Mutiara Jaya merupakan site yang
berada di ujung Pulau Kalimantan.
Terletak di Desa Sebakis Kecamatan Pembeliangan Kabupaten Nunukan, Site milik DTU I PT Dahana ini terbilang daerah terisolir. Site
yang dibuka sejak Agustus 2012, dan mulai beroperasi pada Oktober di
tahun yang sama ini berada tak jauh dari tapal batas perbatasan
Indonesia-Malaysia. Butuh seharian perjalanan untuk mencapai lokasi
pertambangan.
Menuju Sebakis perjalanan udara ditempuh dari
Jakarta-Tarakan-Nunukan, perjalanan udara ke Nunukan ini hanya dapat
menggunakan pesawat jenis Cessna. Dari Nunukan, perjalanan selanjutnya
hanya dapat ditempuh melalui jalur air (laut dan sungai) dengan
menumpang speedboat dari Pelabuhan Nunukan, dan terakhir perjalanan darat menuju camp site.
Jauh dan sulitnya akses membuat Sebakis-Nunukan justru lebih dekat ke
kota di Malaysia dibanding kota terdekat di wilayah Indonesia di
Kalimantan Utara lainnya. Sementara, untuk mencapai Kota Tawao di
Seberang perbatasan, dari site ini hanya dibutuhkan waktu kurang dari satu jam perjalanan laut.
Faktor remote area
tersebut tak lantas menyurutkan semangat kerja, namun justru
menjadikannya sebagai tantangan untuk memberi lebih pada perusahaan.
“Kalau kami orang operasi, justru menyebut ini (daerah terpencil)
sebagai tantangan, bukan kendala,” ujar Dadan Munawar, Manager Operasi Khusus DTU I.
PT PMJ sendiri merupakan perusahaan tambang batubara nasional yang
merupakan anak usaha dari Pipit Group yang bergerak dalam bisnis CPO
dan batubara di Pulau Kalimantan.
Dikatakan Dadan, sejak mulai
beroperasinya tambang batubara, PT DAHANA (Persero) memberikan total
service-nya untuk PT PMJ, dari mulai drilling, blasting, supply explosives, hingga perizinan. “Untuk drilling services ini Dahana menggandeng partner PT ECA Indoneisa sebagai operator drilling yang sudah bekerjasama dengan Dahana selama 20 tahun lebih,” ungkap Dadan.
Meski fasilitas site
yang terbilang lengkap, mulai dari ANFO Truck 1 unit, LV operational 2
unit, LV box explosives 1 unit dan mesin bor DTH 2 unit, karena
lokasinya terpencil di pedalaman, menjadikan support operasi acapkali
cukup sulit karena terkendala transportasi yang hanya bisa ditembus
melalui jalur air (laut dan sungai). Selain itu, perlapisan struktur
batuan di area Sebakis yang sifatnya heterogen menjadi kendala
tersendiri di lapangan, sehingga membutuhkan kecermatan dan usaha lebih
dalam operasi drilling services agar hasilnya optimal.
“Karena lokasi di Sebakis yang berada didaerah terpencil, maka proses dan waktu dalam delivery support
menjadi tantangan tersendiri dalam menunjang kelancaran operasional
project, dimana kita harus berpacu dengan tuntutan konsumen yg
menginginkan operasional tambang selalu berjalan lancar,” imbuh karyawan
yang sebelumnya baru setahun berkantor di MTH Jakarta ini.
Dengan dikomandani oleh Teguh WRP sebagai superintendent operasi dan bertenagakan 16 orang yang meliputi Foreman, Blaster, Operator ANFO truck, Mekanik, dan Helper, Site PMJ selalu mampu memenuhi target produksi yang ditetapkan. Dengan rata-rata perolehan produksi material blasting
sekitar 700.000 - 900.000 BCM per bulan, atau kurang lebih setara
dengan penggunaan bahan peledak ANFO 140 - 170 Ton. “Intinya mari
bekerja dengan hati,” kata Dadan. (IDR)
Thursday, August 15, 2013
Meledak Hingga Pedalaman Perbatasan Indonesia-Malaysia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment