Buah
selalu jatuh tak jauh dari pohonnya, peribahasa tersebut nampaknya
sangat cocok disematkan pada sosok Muhammad Yani, operator Mobile Mixing Unit (MMU) site
Adaro Kalimantan Selatan. Pria kelahiran 1962 ini mewariskan
keahliannya berurusan bahan peledak pada anak-anaknya. “Anak pertama dan
kedua saya sekarang bekerja di site Dahana, satu di site Adaro, kedua
di Site Nunukan,” ujar Yani.
Bekerja sejak 1998 di Divisi Tambang Umum PT DAHANA (Persero) sebagai helper,
dan sudah mengoperasikan MMU sejak tujuh tahun lamanya, ditambah
usianya yang mendekati masa pensiun. Membuat Yani merasa perlu
menularkan profesinya pada kedua anaknya.
Tak hanya pada anak,
Yani yang pernah meraih penghargaan Karyawan Teladan Triwulanan PT
DAHANA (Persero) di Jakarta ini juga menyalurkan profesinya pada
adiknya. “Mungkin sudah rezekinya satu keluarga di Dahana sampai
pensiun,” kata Yani. Tak cukup dua anak dan satu adik, Yani bahkan
sedang “mematangkan” anak ketiganya dipersiapkan untuk terjun ke site bersamanya saat lulus dari SMA kelak.
Bagi Yani, bekerja di site DAHANA penuh suka dukanya. Khusus Site
Adaro Yani punya cerita sendiri, menurutnya, perlu banyak pembenahan
kendala teknis di lapangan. “Yang paling sering masalah pengiriman
barang, bahan baku peledakan dari Banjar seringkali terlambat dikirim,”
Papar Yani. Tapi itu dulu, setelah beroperasinya On Site Plant (OSP)
Continuous, kendala tersebut teratasi.
Dikatakan Yani, saat itu,
meski kerapkali terkendala keterlambatan pengiriman suplai handak, hal
tersebut tak mengurangi pelayanan pada konsumen. “Hubungan dengan
konsumen (Adaro) sangat baik,” Kata Yani. Bagi Yani sendiri, kecepatan
pelayanan menjadi kunci utama pencapaian kerja di site pertambangan.
(IDR)
Wednesday, August 28, 2013
Dinasti Kelurga di Site Adaro
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
mainanya ngeri jugua tuh keluarga,bahan peledak euy.hehehe jangan diledakin ya website ku http://peluangusahakulinerterbaru.com
ReplyDelete