Bertempat di Gedung BPPT di MH Thmarin, karya-karya anak bangsa di bidang alutsista tersebut merupakan inovasi paling baru dan dimunculkan berbeda pada setiap tahunnya. Beberapa produk tersebut seperti pesawat tanpa awak milik LAPAN, Sniper Rife dari PT Pindad, baja anti peluru keluaran PT Krakatau Steel (Persero), serta pesawat generasi terbaru besutan Dirgantara Indonesia.
Tak mau tertinggal, PT Dahana ikut mengenalkan booster terbarunya. Dinamit berlabel “Dayaprime” ini menjadi salah satu produk andalan PT Dahana di pameran yang berlangsung singkat selama 3 jam tersebut. Dengan teknologi terbaru, Dayaprime yang digadang-gadang memiliki daya ledak yang lebih tinggi dari dinamit pendahulunya, Dayagel Magnum. Lalu, ada Bom P-100 live hasil kerjasama PT Dahana dengan perusahaan swasta nasional PT Sari Bahari.
Diungkapkan Direktur Teknologi & Pengembangan PT DAHANA (Persero) Bambang Agung, pemerintah masih belum sepenuhnya lepas dari ketergantungan bahan peledak impor. “Setiap tahun, Indonesia masih mengimpor bom sejenis P-100. Sekarang Dahana mulai mampu mensubtitusi kebutuhan bom dengan kemampuan sama seperti P-100 secara bertahap,” papar Bambang. Bom P-100 yang menjadi hulu ledak pada pesawat tempur jenis Sukhoi dan F-16 ini secara bertahap menggantikan handak luar negeri yang dipakai Kementerian Pertahanan.
Tak hanya bom P-100, handak teranyar lainnya, Dayaprime juga diproyeksikan bisa menggantikan kebutuhan booster pertambangan yang selama ini dipenuhi dari impor. Menurut Bambang, tahun ini produksi dinamit produk patungan PT Dahana dengan DAK Energetic Limited dari USA ini ditargetkan mencapai 3 juta pieces. “Saya kira Dahana bisa bersaing dengan pemain luar negeri. Tahun depan kita rencanakan target produksi 9 juta pieces, dan akan ditingkatkan lagi hingga kapasitas produksi mencapai 15 juta pieces Dayaprime per tahunnya,” kata Bambang.
Keikutsertaan PT DAHANA (Persero) di ajang yang dibuka Menteri Pertahanan ini merupakan bentuk komitmen serius yang ditunjukkan perusahaan mendukung program kemandirian alutsista dalam negeri. Hakteknas diperingati sebagai penghargaan pada karya anak bangsa yang menelurkan berbagai produk inovasi teknologi, tepatnya sejak penerbangan perdana pesawat N-250 buatan IPTN pada 10 Agustus 1995. Puncak peringatan sendiri akan dilaksanakan pada 27 agustus sampai 1 September 2013 di TMII. (IDR)
No comments:
Post a Comment