Pages

Monday, May 6, 2013

Meroketkan Dahana Lewat Industri Roket

Tahun 1999 hingga 2008, bisa jadi merupakan tahun-tahun paling suram yang dilewati sektor pertahanan Indonesia. Selama satu dekade, Indonesia dijatuhi sanksi embargo militer karena dianggap melakukan pelanggaran HAM di Timor Leste, efeknya luar biasa, negara ini tak mampu memasok kebutuhan alutsista untuk menjaga kedaulatan wilayahnya. Ini lantaran hampir semua peralatan pertahanan, dan pendukungnya saat itu dipasok dari impor.

Efeknya luar biasa. Berbagai pesawat misalnya, harus “dikanibal” untuk memperbaiki bagian pesawat lainnya agar bisa tetap terbang, karena nihilnya suku cadang yang dipasok dari luar negeri. Hal serupa terjadi hampir pada semua penunjang pertahanan, salah satunya propelan, bahan utama pendorong semua jenis roket yang dibuat saat ini, juga tak luput dari jenis alutsista yang diboikot. Ketiadaan propelan membuat roket dalam negeri menjadi onggokan barang rongsokan.

Pengalaman masa sulit tersebutlah yang kemudian mendorong pemerintah, menggandeng sejumlah BUMN Industri Strategis untuk serius menggarap proyek kemandirian alutsista. Program sinergi apik tesebut mulai menunjukkan hasilnya, beberapa BUMN yang ditunjuk mampu membuat sendiri beberap alutsista yang dibutuhkan, atau membuat alat pendukung untuk alutsista yang dibuat BUMN lainnya.

Adalah PT DAHANA (Persero) yang kemudian secara khusus mengemban tugas menjadi pionir industri peropelan pertama di dalam negeri. Jauh sebelumnya, BUMN handak ini “kebagian tugas” sebagai pembuat sekaligus pengisi handak untuk berbagai roket dan bom pesawat tempur latih.  Maka, proyek industri propelan yang rencananya akan dibangun sinergis di lahan Energetic Material Center (EMC) ini, bisa menjadi batu loncatan PT Dahana (Persero) berperan lebih besar dalam ketahanan nasional.

Propelan bernilai sangat strategis. Propelan tak hanya mampu menjadi barang komplementer dalam industri alutsista, lebih jauh menjadikan Indonesia mampu unjuk gigi dalam kompetisi di ruang langit yang diarahkan pada kemandirian pembuatan dan peluncuran satelit luar angkasa. Semua itu tak dapat dicapai tanpa adanya kemandirian propelan di masa mendatang, yang kini mulai dirintis selangkah demi selangkah oleh PT DAHANA (Persero).

Tentunya bagi BUMN yang ditukangi oleh F. Harry Sampurno ini, pertimbangan bisnis menjadi yang nomor dua dalam proyek ini. Jauh hari, PT DAHANA (Persero) telah bertekad menjadi salah satu gerbong dalam industri yang menunjang kemapanan negara dalam bahan peledak. Tak cukup hanya menjadi perseroan yang bonafid untuk negara, namun menjadi perusahaan yang selalu berprinsip pada “serving the nation better”.(IDR)

No comments:

Post a Comment

 

PT DAHANA

Jakarta Office:
Menara MTH, Lt.17
Jl. MT. Haryono Kav.23
Jakarta 12820
Indonesia
Telephone +62 21 837 823 17
Facsimile +62 21 837 823 27

PT. DAHANA

Head Office:
Energetic Material Center
Jl. Raya Subang - Cikamurang Km. 12 Cibogo
Subang 41285, Jawa Barat
Indonesia
Telephone+62 260 742 3333
Facsimile+62 260 742 3888