Dengan
mimik muka serius, Suwito menyimak paparan presentasi didepannya dengan
antusias. Sesekali ia mengernyitkan dahinya beberapa kali,
penjelasan tahapan tentang tahapan dan keamanan peledakan memang tak
terlalu dipahaminya. Ia coba membenarkan posisi duduknya, begitu layar
di depanya menayangkan pemutaran video peledakan sebuah bukit.
Kamis
(17/01), Suwito yang merupakan Ketua Forum Komunikasi Masyarakat (KFKM)
Salira ini sedang mendengarkan sosialisasi pembongkaran gunung oleh PT
Dahana (Persero). Hadir dalam sosialisasi tersebut seluruh tokoh
masyarakat Desa Salira yang meliputi perangkat desa, kasepuhan,
ulama, PKK, hingga ketua RT.
Proyek peledakan tersebut bertujuan
meratakan sebagian bukit di bekas Lokawisata Pantai Salira Indah guna
melapangkan proyek pembangunan PLTU yang berkapasitas 660 MW. “Seperti
tayangan di video tadi, tak terlalu khawatir lagi dengan peledakan,
semoga semua berjalan lancar”, ujar Suwito.
Hal yang sama
diungkapkan Sanudin, Kepala Desa Salira. Menurut kepala desa yang baru
menjabat setahun ini tak ada kekhawatiran warga Desa Salira. Sanudin
percaya sepenuhnya pada pengalaman PT Dahana dalam operasi peledakannya
selama ini. “Kami warga Desa Salira mendukung pembangunan (PLTU) di desa
kami, diharapkan bisa meningkatkan ekonomi warga”, ungkap Sanudin dalam
sambutanya.
Dalam sosialisasi yang diadakan di Balai Desa Salira ini, Dahana diwakili oleh Asep Maskandar, General Manager Divisi Kuari & Konstruksi, dan Abdul Harris Atbaro, Senior Manager Operasi
Divisi Kuari & Konstruksi. Pembangunan PLTU sendiri merupakan
proyek yang sedang dikerjakan PT Lestari Banten Indah. Dalam
pekerjaannya, BUMN handak ini melakukan kontrak pekerjaan yang meliputi
pembersihan lahan, land filling, loading dan blasting untuk meratakan sebagian bukit di pinggir pantai tak jauh dari PLTU Suralaya.
Dalam
sosialisasi tersebut, Harris memaparkan berbagai efek dari proses
peledakan yang akan dilakukan Dahana nanti. “Dalam proses blasting, nantinya akan timbul efek land vibration, flying stone, dan sound vibration”, papar Harris.
Harris
melanjutkan, dengan standar keamanan yang dimiliki PT Dahana, ketiga
efek tersebut tak berpengaruh negatif terhadap kesehatan dan keamanan
masyarakat Desa Salira. “Handak yang akan dipakai pun dalam ukuran
kecil, sehingga mengurangi ketiga efek tersebut, meski frekuensi
peledakanya bertambah banyak”, imbuhnya.
Sebelum sosialiasi
dilakukan, warga desa yang berbatasan langsung dengan Selat Sunda ini
sempat khawatir dengan bergulirnya proyek yang sudah direncanakan sejak
tahun 2006 ini. Beberapa kekhawatiran muncul seperti kerusakan jalan,
keretakan rumah, pertanian, dan kerusakan sumber air. (IDR)
Tuesday, February 12, 2013
Kecemasan Itu Hilang Setelah Menonton Video
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment