Abraham
Lincoln berangkat ke medan perang sebagai kapten, kalah
dalam memimpin sebuah perang akhirnya harus menerima kenyataan pulang
sebagai prajurit. Kemudian saat perang telah usai, ia mencoba menjadi
seorang pebisnis, namun kemudian dia gagal sebagai pebisnis, hartanya
habis hampir tanpa sisa karena kebangkrutanya.
Ia lantas mencoba
peruntungannya menjadi seorang ahli hukum. Sebagai ahli hukum di
Springfield, dia sangat tidak praktis dan temperamental untuk sukses,
selalu kalah dalam berbagai perkara hukum, ia pun akhirnya meninggalkan
profesi yang baru dilakoninya.
Lantas,
ia beralih ke dunia politik. Abraham Lincoln gagal pada usaha
pertamanya untuk menjadi anggota legislatif, kemudian kalah lagi dalam
nominasi menjadi anggota kongres, kemudian gagal menjadi komisioner di
General Land Office, kalah lagi dalam pemilihan senator tahun 1854,
kalah lagi dalam pemilihan Wakil Presiden tahun 1856, dan kalah lagi
dalam pemilihan senat 1858. Dia menulis kepada seorang temannya, “Saya
sekarang adalah manusia hidup yang paling menderita. Jika apa yang saya
rasakan dibagi rata kepada semua umat manusia, maka tak ada wajah yang
ceria di muka bumi ini.”
Itulah berbagai kegagalan Abraham
Lincoln hingga akhirnya terpilih sebagai Presiden Amerika
Serikat yang ke-16. Runtutan kegagalan yang hampir sama sekali tak
meruntuhkan semangat dan optimismenya. Dari presiden yang berhasil
menghapus perbudakan di Amerika inilah kita bisa belajar banyak
bagaimana seorang yang kehidupannya hampir selalu dipenuhi kegagalan
dapat menjadi orang nomor 1 di Amerika Serikat.
Bercermin dari
cerita di atas, mengajarkan bagaimana kita bisa keluar dari masalah,
untuk kemudian berbalik menjadi satu keberhasilan. Begitu pun PT
Dahana, entitas bisnis milik negara yang sempat mengalami masa periode
nyaman dengan hak monopolinya yang istimewa. Cerminan kegagalan pun
bisa dilihat saat perusahaan tertatih untuk bisa bersaing saat keran
globalisasi mulai dibuka, dan hak istimewanya dipreteli.
Namun,
semangat dan optimisme juga yang akhirnya menyelamatkan perusahaan dari
ambang kesulitan. Bahkan, belajar dari kegagalan, dan tentunya semangat
dan optimisme tersebutlah PT Dahana bahkan bisa keluar sebagai
perusahaan profitable yang mulai di perhitungkan di kancah global. Semangat dan optimisme untuk menatap 2013. (IDR)
Tuesday, February 12, 2013
Optimisme, Modal Utama Menatap 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment