Rampungnya pembangunan EMC dan Pabrik Booster membuat PT Dahana lebih leluasa ekspansi dalam indutri handak militer
PT
Dahana (Persero) berencana meningkatkan proporsinya dalam pengadaan
Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) negara. Rencana ini menjadi
bagian untuk mendukung program kemandirian pertahanan yang dicanangkan
pemerintah. Hal Ini juga merespon pemerintah yang saat ini masih sangat
bergantung pada persenjataan impor, yang tentunya akan semakin banyak
devisa negara yang keluar yang nominalnya cukup signifikan.Jika dibandingkan dengan industri lainnya seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, dan industri strategis bidang pertahanan lainnya, kontribusi PT Dahana dalam industri pertahanan nasional saat ini bisa dibilang masih sangat terbatas.
Peran terbesar Perusahaan handak milik negara ini adalah pengembangan sampai dengan pengisian bahan peledak baik untuk berbagai bom latih maupun bom tajam (live) maupun roket dengan berbagai jenis dan ukuran.
Di luar itu, PT Dahana juga memproduksi peralatan pendukung alat gempur seperti Dayagel Militer, Fuse bom, Shapecharges, Squib Detonator, dan Grenade Detonator. Diungkapkan Bambang Agung, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana, perusahaanya saat ini juga sedang mengembangkan Dayagel Seefour, semacam bom plastik dengan daya ledak tinggi yang biasa dipakai dalam operasi khusus pasukan elit.
"Dengan sumber daya manusia yang dimiliki PT Dahana, serta selesainya pembangunan Energetic Material Center (EMC), perusahaan sudah cukup mampu membuat Dayagel Seefour, dan pembuatan campuran handak untuk isian bahan peledak yang lebih efektif", ujar Bambang Agung.
Selain itu, pihaknya juga berencana memproduksi propelant secara massal. Bahan baku pendorong roket dan munisi ini akan mulai bisa diproduksi sendiri setelah tahap ketiga dari rencana pabrik Booster terealisasi. (IDR)
No comments:
Post a Comment