Keduanya ikut berkontribusi besar dalam kemajuan Dahana seperti sekarang. Pasang surut kondisi perekonomian nasional, tak membuat perusahaan handak plat merah ini goyang, keduanya bersama direksi lainnya mampu membawa perusahaan tetap berdiri kokoh dan bahkan terus mencetak laba siginifikan dari tahun ke tahun.
Tercatat, sumbangsih positif paling mengkilap adalah peranan keduanya dalam giatnya pemasaran produk dan jasa Dahana dengan beberapa mitra luar negeri. “Berbagai kontrak kerjasama dan penjualan luar negeri ditandatangani di era Tanto Dirgantor”, ungkap Pudji Suprapto, Kepala Energetic Material Center (EMC). Bersama-sama menahkodai kursi Direksi PT. Dahana, perusahaan ini tumbuh pesat dan mulai diperhitungkan sebagai pemain handak taraf dunia.
Eddy Sumarno Siradj, Komisaris Utama PT. Dahana, mewakili pemerintah sebagai pemilik perusahaan, mengungkapkan, Dahana telah kehilangan sosok penting dalam perusahaan, Doktor Universitas Indonesia ini pun menambahkan, negara sangat berterimakasih untuk pengabdian keduanya. Senada, Direktur Utama PT. Dahana, Hary sampurno mengungkapkan, baik Tanto Dirgantoro, maupun Epi Erianana merupakan gurunya di Dahana. “Saya banyak belajar dari mereka”, ujarnya dalam sambutan.
Di akhir acara, PT. Dahana memberikan kedua orang mantan direksi ini patung wajah keduanya. Patung tersebut merupakan pahatan dari para pengrajin binaan Dahana dalam Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Selamat jalan Tanto Dirgantoro dan Epi Eriana. (IDR)
No comments:
Post a Comment