Novian Tiandini, Wanita IT Pertama DAHANA

“Menurut saya IT di Dahana memang masih sangat butuh untuk terus bekembang dan mencapai visi untuk mendukung proses bisnis perusahaan, tentunya dengan sumber daya yang memenuhi. Karena IT tidak dapat berkembangan sendiri, berinovasi sendiri tanpa adanya dukungan dari seluruh pihak terutama manajemen”
Begitulah pendapat yang  diungkapkan oleh perempuan pertama di PT DAHANA (Persero) yang bertugas mengurus soal Information Technology (IT). Ia adalah Novian Tiandini, gadis kelahiran Bangkalan, Madura, yang  baru beberapa bulan ini telah diangkat menjadi Karyawan DAHANA, dimana sebelumnya selama 1 tahun telah mengikuti program Management Trainee (MT).
Gadis yang biasa disapa Dini kini mendapat tugas mengurus soal IT di DAHANA. Sebagai lulusan ITS jurusan Sistem Informasi, merasa tepat mendapat tugas di bidang IT. Namun ia sebelumnya merasa kaget, jika IT DAHANA hanya dipegang oleh satu orang saja.
“Diawal saya agak kaget mengetahui perusahaan BUMN sebesar DAHANA memiliki orang IT hanya satu orang saja,” ungkap gadis yang hobi bermain piano dan membaca novel.
Menurutnya, jika melihat beberapa perusahaan lain, IT-nya sudah menjadi departemen sendiri atau setidaknya ada sekitar tiga sampai empat orang dalam 1 unit. Dimana masing-masing memiliki bidang penguasaannya, ada  programmer, jaringan, analyst dan manajemen Sistem Informasi seperti Tata Kelola TI.
“Sedangkan disini (DAHANA) semua itu dihandle oleh satu orang, sebelum ada saya. Dan ini menjadi tantangan sekaligus motivasi tersendiri bagi saya,” ujar Dini yang kini menjabat sebagai Staff Sistem Informasi DAHANA.
Pandangannya tentang IT di Dahana, menurutnya memang masih sangat butuh untuk terus berkembang dan mencapai visi untuk mendukung proses bisnis perusahaan, tentu dengan sumber daya yang memenuhi. “Karena IT tidak dapat berkembang sendiri, berinovasi sendiri tanpa adanya dukungan dari seluruh pihak terutama manajemen,” terangnya.
Bertugas membidangi IT DAHANA, memiliki tantangan tersendiri, gadis ayu berkerudung ini harus memiliki kemampuan ‘serba bisa’. Meski ia membidangi Sistem Informasi, harus banyak belajar untuk melakukan maintenance.
“Semua hal saya pelajari, bahkan saya harus memperbaiki printer, mesin fotocopy yang eror, kabel LAN yang tidak bisa nyambung, File email yang corrupt harus dikembalikan, dan lain sebagainya. Dimana hal tersebut sebelumnya belum pernah saya lakukan,” ungkapnya.
Rupanya selain harus memiliki banyak kemampuan, menjadi seorang IT juga harus memiliki mental baja, harus tegar ketika dianggap melakukan kesalahan,”Ada saatnya kita disalahkan untuk suatu hal yang tidak pernah kita lakukan, hanya karena sebelum itu kita pernah mengutak atik perangkat yang bersangkutan. Meski begitu kita harus tetap  semangat,” celoteh Dini disambut senyuman.
Kendati demikian, Dini akan merasa bahagia bila tantangan yang dihadapinya bisa dituntaskan, ini akan berkesan baginya. “Saat membantu memberi pelayanan IT, padahal saya sebelumnya belum pernah mencobanya, namun bisa menyelesaikannya, hal ini menjadi paling berkesan, dan banyak hal yang akhrinya dapat dipelajari,” terangnya.
Bisa bekerja di DAHANA, sebelumnya bukanlah impiannya. Sejak duduk di bangku SMA ia memiliki mimpi bisa bekerja disalah satu bank BUMN. Mimpi itu hampir terwujud, setelah lulus kuliah, ia menerima panggilan untuk bergabung dan kerja di bank tersebut. Namun, ibunya tidak memberi restu, pupuslah sudah mimpi bekerja di bank BUMN.
Enggan berkecil hati, ia pun membangun tekad tetap ingin bekerja di perusahaan BUMN, pada akhirnya ia mengikuti tes di perusahaan DAHANA, meski awalnya tidak cukup mengenal apa itu DAHANA. Sang Bunda pun menyambut baik, ia begitu bersemangat dan memberi restu kepada anaknya untuk bekerja di perusahaan BUMN penghasil bahan peledak. (SYA)