Pages

Wednesday, May 31, 2017

Ketika 3 Mahasiswi Fikom Unsub Magang di DAHANA



Bangunan yang berbentuk lingkaran ini cukup menjadi perhatian bagi siapa saja yang melihatnya. Bukan bangunannya namun Shading yang melingkar di sekelilingnya ini memang sangat futuristic, membuat orang penasaran melihatnya. Tidak jarang orang bertanya tentang shading dan bangunan ini.

Gedung yang bercat putih ini memiliki, banyak ruangan. Dilantai dua adalah Ruang Auditorium, ruang pertemuan dan pertunjukan yang mampu menampung sekitar 500 orang.  Lantai dasarnya, terdapat beberapa ruangan, yaitu, ruang arsip, mushola  dan ruang perpustakaan.

Ruang perpustakan ini, berbentuk melengkung menghadap kearah timur, dan jendela kaca yang pasang berderet ini selain memberikan pencahayaan, juga meberikan kesempatan kepada orang yang berada di luar ruangan untuk memandang jelas semua isi ruang perpustakaan.

Berbagai buku terlihat berbaris tersimpan di rak yang menempel dengan tembok putih. Ditengah ruangan terdapat dua meja panjang yang berjarak. Beberapa koleksi majalah nampak tertumpuk di meja kecil disudut ruangan. Konon, ruang ini sangat jarang dikunjungi orang, terkecuali karyawan di bagian Humas, yang memang pemegang kunci ruangan.

Beberapa waktu kebelakang, sangat jarang orang yang masuk keruangan ini, sepi, Nampak seperti tidak ada kehidupan. Namun, kali ini, jika melintasi ruangan ini, kita akan melihat tiga orang gadis berkurudung di dalamnya. Terlihat ketiga orang ini, lebih sering sibuk diruangan ini, seakan menjadi ruang kerjanya.

 Ketika Dfile, melintasi ruangan ini, mencoba singgah dan menyapa. Ternyata, ketiga gadis ini adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Subang (Unsub) yang tengah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau  istilah ini mereka sebut dengan nama Jobs Training. Mereka ini, selama dua bulan kedepan, akan berada di Kampus DAHANA, untuk belajar dan mengenal dunia kerja, khususnya tentang kehumasan.

Mewujudkan Ruang Cakrawala
Ketiga gadis berkurudung ini adalah, Wiwi Widyawati, Mirah Rahayu, dan Windi Harti. Mereka tengah mempelajari kegiatan kehumasan, sebagai bekal pengalaman dan wawasan untuk menambah pengetahuan untuk dibawa kembali ke Kampus.

Dan uniknya, selama Job Training ini mereka masing-masing memiliki tugas khusus, yakni ikut terlibat mempersiapkan proyek yang merupakan program humas. Mirah Rahayu, harus berputar ide, menyiapkan konsep ruang perpustakaan agar kedepan mampu menarik minat baca karyawan di lingkungan Kampus DAHANA.

“Ruangan ini, namanya ruang Cakrawala.  Saya mendapat tugas untuk memyiapkan konsep ruang Cakrawala, mulai dari interior, koleksi buku, program dan juga pelayanannya,” terang Mirah kepada Dfile.

Mirah pun mengatakan, pertama kali memasuki ruangan Cakrawala, ruangan ini nampak tidak pernah dikunjungi orang, meja berdebu, buku-bukunya pun seperti tidak dijamah orang, “Penuh debu, akhirnya kami rapihkan, sambil membuat daftar koleksi buku yang ada,” ungkap Mirah.

Konsep ruang Cakrawala yang sedang disusunnya ini mengangkat tema “Convert Table Makes You Fun” dengan harapan kelak ruangan ini sering dan banyak dikunjungi oleh karyawan, untuk refresing, membaca buku.

IMEX  untuk Masyarakat

Berbeda dengan Mirah, Windi Harti kini tengah mempersiapkan konsep pembuatan IMEX, akronim dari Indonesia Museum of Explosive, sebagai pengembangan dari daerah cagar budaya yang berada di kawasan Energetic Material Center (EMC), Kabupaten Subang.

Sebagaimana fungsinya daerah cagar budaya ini akan menjadi museum tentang PT DAHANA (Persero) sebagai produsen bahan peledak. Kepada Dfile, Windi menuturkan, ia sudah mempersiapkan konsep proyek IMEX, mulai dari design ruangan, dan juga program-programnya.
“Secara garis besar, meski saya belum paham tentang sejarah Dahana dan bahan peledak.  Namun secara umum, IMEX ini nantinya akan mengisahkan tentang DAHANA dan juga produk-produknya,” terang Windi.

IMEX, menurut Windi nantinya akan menjadi daya tarik masyarakat, “Siapa yang ingin mengenal DAHANA, tinggal berkunjung saja ke IMEX,” ujarnya.

Daerah cagar budaya ini ingin disulapnya menjadi beberapa zona tertentu, seperti;  zona edukasi, daerah dimana orang akan mengenal Dahana melalui museum atau diorama, melalui foto-foto, atau barang-barang DAHANA bersejarah lainnya.

Zona ekpresi adalah dimana pengunjung dapat mengabadikan momentnya di IMEX  pada spot foto yang menarik. Sementara zona rekreasi adalah dimana tempat ini bisa menampilkan pertunjukan, dan zona Wifi adalah tempat dimana masyarakat atau pengunjung bisa duduk nongkrong sambil browsing.  Satu lagi, zona theater yang disiapkan untuk area menonton film dokumenter peledakan.

Membumikan Taman Canda
Salah satu program Humas tahun ini adalah melakukan branding  sebagai upaya penguatan hadirnya PT DAHANA (Persero) di Kabupaten Subang, yakni membangun Taman Canda. Untuk mempersiapkan itu, salah satu mahasiswi Fikom Unsub yang tengah PKL di DAHANA Wiwi Widyawati, harus ikut terlibat dalam persiapan konsepnya.

“Saya, dapat tugas untuk membuat konsep persiapan pembangunan Taman Canda,” terang Wiwi kepada Dfile.

Taman Canda, terang Wiwi adalah Taman Bacaan Dahana, dimana PT DAHANA (Persero) akan membangun sebuah taman beserta perpustakaan yang dapat diakses oleh masyarakat Subang yang berlokasi di pusat Kota Subang. “Kalo dari info yang saya dapat, pembangunan taman ini pada tahun ini, dan saya mendapat tugas membuat konsepnya juga,” ungkap Wiwi.

Ada beberapa hal yang dikerjakannya dalam persiapan pembuatan Taman Canda, Wiwi harus meyiapkan konsep pasca pembangunan, program-program pelaksanaan Taman Canda, salah satunya yaitu kegiatan literasi. (SYA)


No comments:

Post a Comment

 

PT DAHANA

Jakarta Office:
Menara MTH, Lt.17
Jl. MT. Haryono Kav.23
Jakarta 12820
Indonesia
Telephone +62 21 837 823 17
Facsimile +62 21 837 823 27

PT. DAHANA

Head Office:
Energetic Material Center
Jl. Raya Subang - Cikamurang Km. 12 Cibogo
Subang 41285, Jawa Barat
Indonesia
Telephone+62 260 742 3333
Facsimile+62 260 742 3888