Tanjung
Enim adalah nama salah satu desa atau kelurahan di Sumatera Selatan. Nama desa
ini lebih populer daripada
nama kecamatan dan kabupatennya. Tanjung Enim berada di Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten
Muara Enim. Kepopuleran desa ini karena tersohor sebagai daerah yang memiliki
sumber alam yang melimpah, yakni batu bara. Daerah ini merupakan suatu kawasan
pertambangan yang terbesar di Sumatera Selatan.
Tercatat
dalam sejarah, kegiatan pertambangan batu bara di Tanjung Enim telah dilakukan
sejak jaman kolonial Belanda, sekitar 1919. Kemudian setelah bangsa Indonesia
merdeka maka pengelolaan kawasan batu bara ini berganti statusnya menjadi
kawasan pertambangan nasional, yang sampai saat ini dikelola oleh perusahaan
pemerintah yakni PT Bukit Asam (Persero).
Ditempat
ini pula, perusahaan plat merah penghasil bahan peledak PT DAHANA (Persero)
mengibarkan sayapnya menggarap jasa drilling
& blasting tambang batu bara miliki PT Bukit Asam (Persero). Drilling
& blasting dalam aktfitas pertambangan adalah kegiatan paling penting
untuk mengawali proses pertambangan. Karenanya kehadiran DAHANA disini, tengah
diuji untuk membuktikan kehandalan dan keunggulannya dalam melayani konsumen.
Herry
Sudaryanto, General Manager Divisi Tambang Umum (DTU-1) menuturkan bahwa sebelumnya DAHANA di Tanjung
Enim hanya sebagai penyuplai Ammonium Nitrate dan aksesoris bahan peledak. Pada Nopember 2016,
DAHANA mulai melakukan drilling &
blasting services di PIT Bangko Barat melalui anak perusahan PT Bukit Asam
yaitu PT Satria Bahana Sarana (SBS).
Satu
bulan berselang, DAHANA pun ditunjuk dan memenangkan tender di
PT Bukit Asam untuk melakukan
kegiatan drilling & blasting services
PIT Bangko
Barat. “DAHANA kontrak langsung dengan PT BA. Sekaligus mendukung program
elektrifikasi yang sedang dilakukan oleh PT Bukit Asam,”
terang Herry Sudaryanto.
Herry
pun mengatakan kerjasama yang terjalin antara DAHANA dan PT Bukit Asam adalah bagian dari sinergi BUMN. PTBukit Asam
merupakan BUMN dibidang komoditas batu bara dengan pangsa
pasar yang sudah pasti, tentunya DAHANA akan terus berupaya memberikan
pelayanan yang maksimal dan menunjukkan performance yang bagus.
Sebagai penunjang operasional di
Tanjung Enim, DAHANA memiliki beberapa perangkat atau alat pendukung operasional
seperti;
1 unit MMT kapasitas 14 ton, 1 unit
Anfo Truck kapasitas 10 ton,
3 unit Drill dia. 7 7/8” Atlas Copco DM 30 & Sandvik D245S, 1 unit forklift, 2 unit Mobil LV Operasional , dan 1 unit LV
Box untuk pengangkut aksesories
bahan
peledak. Dengan
jumlah personil yang terdiri dari, Site Cordinator, Assisten Site Cordinator, 1
orang blaster, 1 orang Assisten Blaster,
2 operator Anfo Truck, 1 orang mekanik, 3 orang helper, dan 5 orang crew
drilling.
Irwan
wiryawan, Superintendent Operasi
Divisi
Tambang Umum-1
menggambarkan kondisi dilapangan, Tanjung Enim. Untuk sampai di lokasi
peledakan PIT Banko Barat, dari lokasi gudang bahan peledak timnya harus
menempuh jarak sekitar 20 Km, melintasi jalan raya lintas Sumatera, dengan pengawalan
dari pihak kepolisian. “Dikarenakan melintasi jalan raya, maka unit harus
dipastikan RFU (Ready for use) untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan,” ujar Irwan kepada Dfile.
Irwan
pun menerangkan, lokasi peledakan tambang yang saat ini tengah dikerjakan
DAHANA, sangat berdekatan dengan perumahan warga, dan isu yang pernah tersebar
adalah mengenai dampak getaran. Karenanya dalam proses pelaksanaan peledakan,
DAHANA telah mengantisipasinya dengan metode peledakan.
“Hal
ini sudah diantisipasi oleh DAHANA
yaitu dengan mengurangi kolom isian bahan peledak, memakai IHD (In
Hole Delay) 3000 MS. Pola rangkaian yang memakai jeda dimana setiap 20 hole
dipasang IHD 3000 MS,” terangnya.
Selain itu, DAHANA siap menawarkan teknologi lainnya
sebagai solusi masalah di atas yaitu dengan menggunakan bahan peledak jenis
emulsi dan mendorong penggunaan elektronik detonator. Selain aman secara dampak, fragmentasi yang
dihasilkan juga lebih baik.
“Jika sudah beralih ke bahan peledak emulsi (Dabex) akan
didukung juga dengan penyiapan On Site Plant (OSP). Termasuk juga memungkinkan untuk melakukan
sleep blasting. Intinya, kami akan
memberikan solusi untuk hasil terbaik bagi klien kami,” ungkap Herry
Sudaryanto.
Tantangan lainnya, menurut Irwan, berhubungan dengan komunitas sekitar. Di Tanjung Enim terdapat sekitar 30-an forum yang
mengatas namakan perwakilan masyarakat tiap dusun atau kampung. “Setiap hari selalu aja yang datang mengatas namakan forum
untuk meminta pekerjaan, dengan berbagai cara,” ungkap Irwan.
Untuk
mengantisipasi hal tersebut timnya selalu menerima dan mendengarkan keluhan dan
keinginan dari tiap-tiap forum dengan menjelaskan kondisi serta kebutuhan
perusahaan. Intinya perusahaan tidak memungkinkan
menerima seluruh aspirasi forum masyarakat.
“Menghadapi forum-forum tersebut memang harus
ekstra sabar biarpun yang kami
hadapi cacian dan kata-kata kasar, kami tetap memberikan senyuman,”pungkasnya.
(SYA)
No comments:
Post a Comment