Teknologi industri pertahanan militer kini tak lagi didominasi dan bergantung pada luar negeri, khususnya Amerika Serikat dan Eropa.
Kini Indonesia pun sudah cukup memiliki kemampuan teknologi untuk memproduksi sendiri berbagai kebutuhan militer yang sebelumnya harus diimpor. Lewat pemerintah, beberapa BUMN yang potensial untuk mendukung kemandirian alat utama sistem persenjataan (Alutsista) disinergikan dalam BUMN industri strategis.
Salah satunya yakni PT Dahana (Persero), industri handak plat merah satu-satunya ini fokus menggarap berbagai bahan peledak untuk kebutuhan militer. Salah satunya, Dahana dengan menggandeng perusahaan swasta nasional PT Sari Bahari yang berlokasi di Malang sedang mengembangkan sekaligus memproduksi massal Bom P 100 Live untuk kebutuhan militer dalam negeri.
Menurut Heri Heriswan, Direktur Teknologi & Pengembangan PT DAHANA (Persero), pengembangan bomb P 100 Live untuk sukhoi ini salah satunya menghindari embargo dari luar negeri. “Salah satunya untuk pesawat sukhoi, kami buat khusus di dalam negeri,” ungkap Heri Heriswan di Malang (05/01/17).
Saat ini, kebutuhan bom P 100 Live untuk memenuhi kebutuhan domestik yaitu TNI Angkatan Udara RI. Tapi, menurut Heri Heriswan, tidak menutup kemungkinan ke depan produk bom ini akan diekspor. “Peluang ekspor tetap terbuka, namun saat ini kami fokus menyelesaikan pesanan dalam negeri,” tambahnya lagi. (jjs)
Thursday, January 5, 2017
Hindari Embargo, Indonesia Bangun Pabrik Bom Sukhoi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment