Tris Satriana
Tahun 1993, Tris Satriana mendapat informasi dari
rekannya bahwa perusahaan bahan peledak paling bergengsi di Tasikmalaya tengah
membuka lowongan kerja. Namun saat itu ia masih berpikir kalau melamar pekerjaan
itu harus memiliki 3D, Dulur (saudara), Deket (dekat), dan Duit (uang).
Sehingga ia tidak tertarik untuk ikut serta melamar pekerjaan.
Namun, karena saran dan dorongan dari
orang tuanya, di hari menjelang penutupan batas waktu penerimaan lamaran, Tris
akhirnya mencoba mengirimkan lamarannya. “Dulu karena Bapak menyarankan untuk
ikut, katanya hitung-hitung mencari pengalaman bagaimana ikut test lamaran,” ungkap
Tris.
Sepekan kemudian, akhirnya Tris
mendapat surat pemanggilan untuk mengikuti test seleksi berikutnya. Senang
bercampur tegang yang ia rasakan. Terkadang muncul rasa minder, namun ia tepis
dengan berpasrah pada Tuhan.
Ujian demi ujian ia lalui. Dari ratusan pelamar yang
ikut ujian
awal, hanya tertinggal sekitar 20 orang. Akhirnya Tris adalah satu dari 10
orang yang dinyatakan lulus dan diterima sebagai karyawan PT DAHANA (Persero).
Tris kemudian mendapat tugas menjadi seorang operator di pabrik Danfo.
Dua tahun kemudian, ketika DAHANA
bekerja sama dengan Oiltech Services Singapura dan mendirikan Pabrik Shaped Charges, Tris adalah salah satu operatornya. Kemudian ditugaskan memegang
gudang DOJO (Dahana
Oiltech Joint Operation). Tepat pada 2002, Tris beralih tugas ke bagian Logistik, sampai dengan sekarang.
Kini 23 tahun sudah Tris berkarir di
DAHANA, banyak hal yang didapatkan selama bekerja. Bagi Tris, bekerja itu bukan tentang soal
mengejar gaji saja, namun dalam bekerja pun bisa menjadi ladang untuk
beribadah.
“Bekerja akan menjadi ibadah jika diniatkan untuk
beribadah. Niat menafkahi keluarga, niat memanfaatkan waktu, dan niat mencari
ilmu, semua karena untuk beribadah kepada Allah,” terang Tris yang berdarah
Sunda.
Suami dari Euis Kurniawati ini, saat ini memiliki perkerjaan yang berkaitan proses impor dan
ekspor DAHANA, dimana di dalamnya ada kepabeanan. Bidang ini menurut Tris tidak kalah penting dengan bidang-bidang
lainnya di DAHANA, karena importasi Dahana cukup
tinggi.
“Saya kira sama saja dengan bidang lainnya,
bidang ini juga menuntut kita harus selalu siap setiap saat,” ujarnya.
Pada perayaan HUT ke-50 PT DAHANA (Persero),
bapak yang memiliki tiga anak ini mendapat anugerah penghargaan sebagai Karyawan
terbaik DAHANA 2016. Anugerah yang diperolehnya ini, bagi Tris adalah sebuah
tantangan untuk terus berkarya
memberikan yang terbaik bagi DAHANA.
“Penghargaan
ini, bagi saya adalah tantangan. Saya sadar, mungkin penghargaan ini tidak bisa
saya raih jika tidak ada peran rekan-rekan yang selama ini selalu bekerjasama
dan membantu saya,” ungkap Tris, yang juga pernah meraih penghargaan Karyawan
Teladan Triwulanan pada 2010.
Bagi Tris, pengalaman awal-awal menjadi karyawan DAHANA adalah hal
yang masih berkesan sampai dengan saat ini. Yang awalnya hanya menjajaki
pengalaman melamar pekerjaan namun akhirnya bisa di terima menjadi karyawan.
"Dulu awalnya cuma cari pengalaman, namun akhirnya
jadi karyawan perusahaan ‘nomor wahid di Tasikmalaya’ yang pada waktu itu
gajinya bikin ‘ngiler’ orang lain di Tasikmalaya.
Wah, senangnya tiada tara. Alhamdulillah,” pungkas Tris dengan tersenyum bangga. (sya)
Wah, senangnya tiada tara. Alhamdulillah,” pungkas Tris dengan tersenyum bangga. (sya)
No comments:
Post a Comment