Setyo Nur Budhi, Dalam acara Saresehan Rapat Penjabaran RKAP 2016 PT DAHANA (Persero),
panitia menghadirkan salah seorang saksi hidup berdirinya
DAHANA 1966. Sosok ini, hampir seperempat abad
usianya ia habiskan untuk berkarya membangun dan mengembangkan perusahaan bahan
peledak DAHANA.
Ia
adalah Setyo Nur Budhi. Pria kelahiran Magelang ini telah bergabung di DAHANA pada masa awal
pembangunan pabrik Dinamit oleh TNI AU sebagai pengembangan proyek Menang II.
Saat itu ia ditunjuk sebagai Kepala Labolatorium.
“Dulu
saya hanya tahu tentang Nitrogliserin, karena itu saya ditunjuk menjadi kepala
lab,” ungkap Setyo Nur Budhi saat berkisah di
Saresehan RKAP 2016. (21/1/2016)
Setyo,
selama di DAHANA memiliki rentang karir yang cukup
panjang, selain menjabat kepala labolatorium di tahun 1966, ia kemudian
berpindah ke beberapa posisi, diantaranya Kepala Pabrik, Kepala PVC hingga pada
tahun 1973 diangkat menjadi Direktur Produksi.
Setelah
menjabat Direktur Produksi dalam dua periode, bapak
ini didaulat menjadi Direktur Pemasaran pada 1985. Masa baktinya di DAHANA dituntaskan hingga
tahun 1991, ketika DAHANA berubah menjadi Persero.
Ia
cukup bangga dengan apa yang diraih DAHANA saat ini.
Sesuai dengan gambaran prediksi yang pernah ia gambarkan, DAHANA
pasti akan terus berkembang selama sumber daya manusianya unggul.
“Satu
hal yang paling berkesan bagi saya di Dahana yaitu bebas berinovasi,” tutur Setyo yang didampingi oleh istri.
Tidak
jarang, bapak yang dikaruniai empat anak ini sering melakukan eksperimen bahan peledak dirumahnya kala itu.
“Menangani
bahan peledak, tidak boleh takut, harus berani tapi tidak grasa grusu. Ceroboh
bisa berbahaya,” terang bapak yang hobi goreng ikan masakan
istrinya ini.
Setelah
selesai di DAHANA, ia pun meneruskan kuliah di MM ITB. Setelah itu, aktif di
Litbang Angkatan Udara dalam rentang 1993 hingga 1997. Dalam bekerja, Setyo
memiliki moto untuk memotivasi dirinya.
“Berusaha
semaksimal mungkin, hasilnya, terserah Allah saja.” ungkap Setyo. (SYA)
No comments:
Post a Comment