General Manager Divisi Kuari dan Konstruksi
DAHANA, Asep Maskandar mengungkapkan, sejumlah pengalaman di proyek konstruksi
dan kuari di banyak sektor infrastruktur yang berhasil dengan memuaskan jadi
modal DAHANA bersaing di pembangunan infrastruktur domestik.
“Mulai tahun 2016 ini, sektor konstruksi akan
booming dan utamanya di pembangunan infrasruktur akan menggunakan jasa
peledakan lebih banyak lagi. Proyek ini diantaranya jalan tol, waduk, dan
pelabuhan,” tutur Asep.
Tak tanggung-tanggung, divisi yang dipimpinnya
bahkan menargetkan bisa menggarap 10 proyek di awal tahun. Sebagian besar masih
berfokus menyasar penambahan pembangkit yang dicanangkan bisa bertambah menjadi
35.000 megawatt (MW) hingga 2019.
“Tahun ini akan ada puluhan proyek baru yang
akan dimulai pekerjaannya, dan kami optimis dapat meraih paling sedikit 10
proyek baru di tahun 2016 ini, baik proyek besar maupun kecil. Terutama proyek
– proyek yang mendukung pengadaan 35.000 MW kelistrikan,” katanya.
Infrastruktur pembangkit yang berhasil dirampungkan
DAHANA baru-baru ini adalah PLTU Banten berkapasitas 1x660 MW. Dalam proyek
yang berlokasi di Desa Salira, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang tersebut,
DAHANA mengerjakan peledakan bukit untuk perluasan unit pembangkit.
Selain sukses ‘memindahkan bukit’, DAHANA
juga menepis kekhawatiran masyarakat sekitar akan dampak peledakan di Pantai
Salira. Dengan pengalamnnya, perusahaan yang lahir Tasiklmaya ini menggunakan
tekhnik peledakan yang meminimalkan dampak negatif dinamit, seperti getaran, hingga
batu terbang.
“Oleh karena sifat dari proyek konstruksi (
infrastruktur ) ini memerlukan keahlian khusus dalam pengerjaannya, maka
peluang DAHANA sangat besar untuk meraihnya. Ditambah lagi dengan penggunaan
teknologi bahan peledak terkini, seperti non-elektrik (nonel) yang sangat
membantu dalam pelaksanaan peledakan yang ramah lingkungan,” terang pria yang
sebelumnya menjabat Sekretaris Perusahaan ini.
Selain proyek pembangkit, sambung Asep,
pihaknya juga mengincar jasa peledakan dalam pembangunan ruas tol Trans
Sumatra. Saat ini, diakui Asep, divisinya sudah mengantongi kontrak dari BUMN
karya yang mengerjakan jalan tol tersebut.
“Awal tahun ini kami sudah dapat penunjukan
untuk pengerjaan peledakan di proyek tol Trans Sumatera. Proyek ini termasuk besar dan prestise buat DAHANA
karena kita bersama-sama dengan BUMN karya yang mengerjakannya,” ungkap Asep.
Dia melanjutkan, proyek lain yang sebenarnya
belum banyak digarap perusahaan adalah sektor domolisi (penghancuran gedung).
Meski tergolong pemain baru, beberapa permintaan demolisi bisa dikerjakan
dengan sangat baik oleh Divisi Kuari dan Konstruksi DAHANA. Seperti yang
terjadi dalam penghancuran pabrik semen Holcim di Cilacap, Jawa Tengah.
“Dengan sedikit inovasi penggunaan bahan
peledak yang dipakai, operasi meratakan silo pabrik semen bisa dilakukan hampir
tanpa cela. Namun, bukan berarti DAHANA tidak menemui kesulitan dalam proyek
tersebut, perencanaan tingkat kesulitan di awal dengan memperhitungkan
kerapatan, struktur tulang, dan titik pengeboran, jadi kunci sukses DAHANA di
proyek itu,” papar Asep.
Asep melanjutkan, inovasi dan pengembangan
aplikasi bahan peledakan juga yang jadi kunci keberhasilan DAHANA di proyek
waduk terbesar di Asia Tenggara, Bendungan Jatigede. “Kesulitan terbesar selama
proses tunneling berlangsung adalah struktur tanah perbukitan di Jatigede yang
labil, sehingga sering terjadi sliding (longsoran tanah) ketika proses blasting
berlangsung,” ungkap Asep.
Dalam proyek Waduk Jatigede, PT Dahana
menjadi subkontraktor 2 proyek sekaligus, yakni kuari dan tunneling yang
dikerjakan PT Waskita Karya. Tunneling sepanjang 520 meter, dengan diameter
tengah 14 meter dikerjakan PT Dahana dalam waktu 20 bulan, yang
artinya PT Dahana
menyelesaikan proyek tunneling
sesuai tenggat waktu yang ditentukan kontraktor pelaksana.
No comments:
Post a Comment