Pages

Monday, June 8, 2015

Dahana Siap Hadapi MEA 2015



Akhir tahun 2015 Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya akan memulai program ekonomi yang telah disepakati bersama yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN. Itu artinya mulai tahun 2016 nanti MEA sudah dipastikan berjalan. Dimana negara Asean menjadi negara kesatuan pasar yang berbasis produksi.


Wacana MEA ini pun dijadikan tema seminar nasional yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Subang pada Sabtu, 23 Mei 2015, di Bale Dahana, salah satu gedung yang dimiliki oleh perusahaan bahan peledak milik negara yakni PT DAHANA (Persero).

Dalam paparannya, para narasumber yang terdiri dari akademisi dan praktisi ini menggambarkan bagaimana kondisi yang akan dihadapi Indonesia nantinya.

Said Aldi Al Idrus, Rektor Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi (HIPMI PT) menerangkan, hasil pengamatannya selama berkeliling ke negara Asean, menurutnya hampir seluruh negara Asean sangat terlambat dalam mensosilisasikan wacana MEA ini.

"Saya melihat 10 negara asean ini, sangat tidak masif dan sangat lambat dalam mensosialisasikan MEA sampai ke level paling bawah yaitu masyarakat. Pada akhirnya sampai saat ini masyarakat masih meraba-raba seperti apa kondisi yang akan di hadapi saat pasar bebas mulai dijalankan," terang Said Aldi.

Sementara itu narasumber lainnya Ujang Cardha, salah satu dosen Hukum universitas Subang menjelaskan bahwa dengan dijalankannya MEA nanti maka akan ada kosekuensi yang akan dihadapi.

"MEA ini nampak seperti kerjasama dalam mengembangkan ekonomi, namun akan penuh dengan persaingan," kata Ujang Charda dalam presentasinya.

Kosekuensi yang akan dihadapi, menurutnya yaitu adanya aliran bebas yakni bebas barang, bebas jasa, bebas investasi, bebas modal dan bebas tenaga kerja.

Lebih spesifikasi, Ujang pun menerangkan peranan BUMN dan BUMD, yang menjadi persoalan nanti kedepan yaitu regulasi hukum dari peranan BUMD, payung hukum yang dimiliki BUMD masih dibatasi oleh peraturan Daerah (Perda) karenanya BUMD harus seperti BUMN yang dipayungi oleh hukum dari pusat.  Agar merata antara daerah yang satu dengan daerah lainnya.

Untuk menghadapi MEA nanti, Bambang Heru Purwanto, Dosen Kopertis wilayah IV Jawa Barat. Menerangkan beberapa hal yang perlu disiapkan mulai saat ini yakni harus siap berkompetisi, memiliki komitmen, membangun jejaring atau networking disertai doa agar sukses.

Bambang pun menerangkan bahwa nantinya tidak dan jangan pernah mempertahankan produk unggulan.  Pasar bebas harus dihadapi dengan keunggulan inovasi.

"Kita jangan mempertahankan produk unggulan. Yang harus kita siapkan adalah produk hasil inovasi-inovasi baru yang terus berkelanjutan," terang Bambang.

Hal itupun diiyakan oleh Bayu Anggoro, Senior Manager PSDM & Organisasi PT DAHANA (Persero) yang ikut serta menjadi narasumber seminar ini.

Bayu memaparkan perusahaan DAHANA kali ini sudah menerapkan hal itu yakni selalu berinovasi dalam mengembangkan produknya.

"Kita tidak pernah puas dengan produk unggulan. Kita senantiasa terus berinovasi. Dan Dahana sudah memulai itu beberapa tahun kebelakang. Itu kenapa kami siapkan Energetic Material Center agar terus bisa berinovasi," papar Bayu.

Peran DAHANA sebagai BUMN, kata Bayu Anggoro sudah siap menghadapi MEA.  Sistem-sistem yang berlaku di Dahana sudah disiapkan dalam menghadapi pasar bebas dunia.

Sumber daya manusianya pun tengah disiapkan untuk bisa berkompetisi. Nilai budaya yang diterapkan dilingkungan kerjapun sudah disiapkan untuk itu.

DAHANA pun ikut serta mendorong perekonomian masyarakat. Dengan PKBL nya Dahana senantiasa berkomitmen ikut serta membangun para pelaku usaha kecil menengah agar mampu bertahan dan berkembang,” pungkas Bayu. (SYA)

No comments:

Post a Comment

 

PT DAHANA

Jakarta Office:
Menara MTH, Lt.17
Jl. MT. Haryono Kav.23
Jakarta 12820
Indonesia
Telephone +62 21 837 823 17
Facsimile +62 21 837 823 27

PT. DAHANA

Head Office:
Energetic Material Center
Jl. Raya Subang - Cikamurang Km. 12 Cibogo
Subang 41285, Jawa Barat
Indonesia
Telephone+62 260 742 3333
Facsimile+62 260 742 3888