Kesuksesan menggarap
supervisi operasi peledakan di site Bukit Asam, membuka jalan DAHANA menjadi
yang terdepan dalam jasa blasting service di propinsi kaya batubara tersebut
Untuk kesekian kalinya, Divisi Tambang Umum PT DAHANA
(Persero) kembali melebarkan sayap bisnisnya di Pulau Sumatra. Kali ini,
produsen bahan peledak plat merah ini menggarap supervisi peledakan tambang
batubara milik PT Bukit Asam Tbk (Persero) di Kabupaten Muara Enim, Sumatra
Selatan.
“Jenis jasa yang diberikan adalah supervisi pencampuran
Danfo (Dahana ammonium nitrate fuel oil),
berikut mengawasi pelaksanaan blasting di
lapangan,” kata Asep Sudrajat, Koordinator Site Bukit Asam. Dia mengungkapkan,
luas konsesi tambang yang mencapai 15.000 hektar tersebut terbagi dalam tiga
lokasi penambangan yang meliputi Tambang Air Laya (7.621 hektar), Muara Tiga
Besar (3.300 hektar), dan Banko Barat (4500 hektar).
Berbeda dengan batuan di tambang batubara di Kalimantan,
di beberapa lokasi, struktur lapisan tanah di tambang yang berjarak 6 jam
perjalanan dari Kota Palembang ini, memiliki karakter yang sulit ditaklukan. “Seperti
di Muara Tiga Besar, jenis tanahnya bersifat elastis lengket. Hal ini
menyulitkan selama proses pengeboran lubang tembak,” ujarnya.
Kendati demikian, menurut Asep, hambatan tersebut tak
menjadi kendala berarti selama operasi blasting. Untuk mengakali peledakan dalam
kondisi tanah tersebut, tim peledakan menggunakan metode ripping selama proses pengeboran. “Pengiriman bahan peledak juga
terkendala akses jalan masuk ke lokasi. Medan untuk ke lokasi tambang mengalami
patahan setinggi 4 meter, sehingga pengangkutan bahan peledak dan aksesoris
hanya bisa dilakukan dengan mobil LV milik Bukit Asam,” jelas Asep.
Asep melanjutkan, selain struktur batuan yang berbeda,
pihaknya juga menhadapi kendala dengan masyarakat sekitar. Hal ini, membuat
operasi blasting sempat mengalami
beberapa kali penundaan seperti yang terjadi di Banko dan Tambang Air Laya sisi
Timur.
“Lokasi tambang dengan masyarakat hanya berjarak kurang
lebih 500 meter. Berbagai metode blasting
sudah dilakukan sampai menggunakan lubang line
drill, hingga presplitting.
Lubang pun dibatasi hanya 10, namun masyarakat masih menolak,” ujar Asep.
Meski dihadang banyak tantangan, peningkatan kualitas layanan
juga terus dioptimalkan. “Di site ini
(Bukit Asam), peledakan dilakukan oleh perusahaan lain. Peningkatan layanan
kami adalah pengiriman bahan peledak tepat waktu dan sesuai dengan permintaan
konsumen,” terangnya.
Dengan layanan maksimal yang diberikan, ke depan,
pihaknya berharap bisa menggarap total
service di site milik emitten batubara terbesar di Sumatra ini.
“Mudah-mudahan akhir tahun ini DAHANA bisa melaksanakan blasting service di Bukit Asam,” ungkapnya.
Asep mengungkapkan, jika terealisasi, operasi bisnis di
Bukit Asam bisa menjadi lompatan awal DAHANA merajai pasar jasa peledakan di
propinsi kaya batubara tersebut. “Wilayah Sumatra Selatan, khususnya Kabupaten
Muara Enim dan Lahat, banyak beroperasi pemain-pemain industri batubara lain di
luar Bukit Asam. Ini jadi peluang yang sangat besar,” imbuhnya. IDR
No comments:
Post a Comment