Mendengar
teknik sipil dan Keguruan & Ilmu pendidikan, benak orang pada
umumnya akan langsung tertuju pada hal-hal yang berkaitan dengan
Konstruksi dan Mengajar di Sekolah. Namun,anggapan tersebut bisa jadi
tak berlaku bagi Karyanto, Site Coordinator Bayah Project di Divisi
Kuari dan Konstruksi PT DAHANA (Persero).
Di BUMN bahan peledak
ini, keseharian Karyanto jauh berbeda dengan sebelumnya yang 11 bulan
lamanya sempat menjadi guru honorer di salah satu SMK Negeri di
Tasikmalaya dan sekarang justru bergelut dengan penangan peledakan yang
lebih dekat dengan jurusan di fakultas teknik lainnya, yakni teknik
pertambangan.“Banyak hal yang saya pelajari selama bekerja di Dahana,
mengingat background saya dari teknik sipil yang tidak
bersentuhan sedikitpun dengan aplikasi teknologi bahan peledak, baik itu
untuk tambang maupun konstruksi,” jelas Karyanto.
Menurut
Karyanto, bekerja di DAHANA membuatnya dituntut menguasai pengetahuan
bahan peledak berikut aplikasinya langsung di lapangan. Segala hal
tentang peledakan, seperti penentuan geometri peledakan dan teknik
peledakan untuk mendapatkan fragmentasi yang diinginkan, dan tingkat
presisi hasil peledakan misalnya pada trench blasting, hingga tunneling tak dipelajarinya di bangku kuliah, namun semua hal tersebut diserapnya di lapangan.
Berkubang didunia sipil dan keguruan & ilmu pendidikan selama kuliah, saat ini Karyanto justru akrab dengan dengan safety dalam penanganan dampak peledakan baik itu ground vibration, air blast, flying rock,
dan aspek keamanan lainnya selama proses peledakan. “Bekerja di DAHANA
membuat kita berkembang dari segi keilmuan, karena pekerjaan menuntut
serba bisa di DAHANA,” ungkapnya.
“Menuntut ilmu” di DAHANA sudah
dilakoninya sejak Juli 2006 silam. Selama 8 tahun itu pula, Karyanto
sempat malang melintang dan kenyang pengalaman di beberapa unit kerja
saat menjalani calon karyawan (Cakar) dan management trainee
(MT), rutinitas bolak-balik mengunjungi site operasi, hingga kemudian
karirnya berlabuh di Divisi Kuari dan Konstruksi sampai sekarang.
“DAHANA sudah menjadi bagian keluarga sendiri,” ujar karyawan yang baru
melepas masa lajangnya ini.
Diungkapkan dirinya, selain
mendorongnya belajar hal-hal baru di luar bidang keilmuannya, bekerja di
perusahaan yang telah berusia 47 tahun ini, setiap karyawan bisa
menunjukan eksistensi dengan maksimal. Eksistensi menurut Karyanto,
yakni prestasi karyawan yang dihargai dengan sangat baik di lingkungan
perusahaan. (IDR)
Thursday, January 9, 2014
Karyanto, Ahli Konstruksi dan Guru Honorer yang Banting Stir Menjadi Ahli Bom
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment