Pages

Monday, June 10, 2013

DAHANA Bakal “Miliki” Pintu Tol Sendiri

Blog Dahana, Membelah hamparan perkebunan karet dan areal persawahan, sebuah jalan tanah selebar 200 meter memanjang dari Barat ke Timur. Bila menyapu pandangan jauh ke kedua sisinya, jalan tersebut seolah nampak tak berujung. Kondisinya masih berupa tanah liat, meski kontur tanahnya sudah dikeraskan pasca diratakan dengan alat berat. Sebuah tanah lapang lain, kurang lebih seukuran dua kali lapangan bola, disiapkan di sisi Selatan jalan baru tersebut.


Jalan baru yang memanjang dari Cikampek hingga wilayah Kabupaten Sumedang ini merupakan bagian dari megaproyek jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cipali). Tol dengan panjang hampir 116 kilometer ini diproyeksikan akan menghubungkan jalan Tol Cikampek di sebelah Barat, hingga tol Pejagan di sisi Timur. Sementara, tanah lapang kosong di sisi Selatan rencana jalan Tol akan difungsikan untuk pembangunan akses pintu tol tersebut.

Sebagai perusahaan yang memiliki kompleks Industri di Cibogo, satu dari 6 kecamatan di Subang yang dilewati proyek tol Cipali, PT DAHANA (Persero) ikut terimbas dampak pembangunan jalan bebas hambatan tersebut.  Bukan imbas karena perusahaan harus rela lahannya diserahkan untuk kepentingan pembangunan. Sebaliknya, proyek senilai  Rp 15 triliun ini justru memberi dampak positif strategis kawasan Energetic Material Center (EMC) milik PT Dahana di masa mendatang.
Akses pintu masuk tol Cipali dengan EMC hanya berjarak kurang dari 5 kilometer.  Pembangunan akses pintu tol yang tepat berada “di depan muka” kawasan EMC menjadikan kompleks pabrik, laboratorium, perkantoran, dan pergudangan ini menjadikannya bernilai sangat strategis.

Hal ini diamini oleh Budi Antono, Direktur Operasi PT DAHANA (Persero).  Budi  mengun
gkapkan, saat rencana pembangunan EMC, perusahaan melihat peluang yang prospektif di masa mendatang pada kawasan ini.  “Dengan akses langsung ke pintu tol, memungkinkan perusahaan bisa melakukan efisiensi yang besar dalam operasi perusahaan, tol akan berdampak besar mengurangi biaya transportasi, serta memangkas waktu tempuh distribusi produk bahan peledak pada konsumen,”  ujar Budi melalui pesan elektronik pada Dfile.

Pengembangan kawasan pasca rampungnya pembangunan jalan tol ini mementahkan tudingan dari banyak pihak, tentang pemilihan lokasi pembangunan EMC yang sebelumnya dianggap “terpencil” dari Jakarta. Berada di tepian kabupaten Subang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka, pemilihan lokasi pembangunan EMC dikawasan tersebut dianggap tidak menguntungkan secara ekonomis.

Adalah Edy Suharia Bratanatadirya, Direktur Utama PT Dahana periode 1982-1988, yang mulai merintis pengembangan kawasan yang sebelumnya milik PTPN VIII ini.  Dikatakan Edi, PTPN VII menjual lahan seluas 600 hektar ini karena dianggap sebagai lahan yang tak menguntungkan, ditambah dengan akses yang sangat terpencil. “Dulu lahan EMC hanya perkebunan karet yang hampir dianggap tak menguntungkan buat PTPN, kini  justru menjadi pusat bahan peledak yang bernilai sangat strategis,” ujar Edy. (IDR)

No comments:

Post a Comment

 

PT DAHANA

Jakarta Office:
Menara MTH, Lt.17
Jl. MT. Haryono Kav.23
Jakarta 12820
Indonesia
Telephone +62 21 837 823 17
Facsimile +62 21 837 823 27

PT. DAHANA

Head Office:
Energetic Material Center
Jl. Raya Subang - Cikamurang Km. 12 Cibogo
Subang 41285, Jawa Barat
Indonesia
Telephone+62 260 742 3333
Facsimile+62 260 742 3888