Dalam sambutannya, Dadan menyampaikan selamat datang kepada peserta, ia juga menjelaskan Kampus DAHANA bukanlah universitas, melainkan kepanjangan dari Kantor Manajemen Pusat DAHANA. Meskipun begitu, secara filosofis, istilah kampus tetap melekat, karena DAHANA seringkali dikunjungi oleh berbagai tamu yang ingin belajar dan mendalami tentang bahan peledak.
Dadan juga menuturkan sejarah singkat DAHANA yang dimulai dari “Proyek Menang” Angkatan Udara Republik Indonesia hingga pindah ke Kawasan Energetic Material Center yang berlokasi di Subang Jawa Barat.
“Selain itu, untuk saat ini, kawasan Energetic Material Center (EMC) DAHANA merupakan yang terbesar dan memiliki fasilitas terlengkap di ASEAN. Sejak April 2022, DAHANA juga masuk ke dalam holding BUMN Industri Pertahanan Indonesia, DEFEND ID bersama dengan PT Len Industri (Persero), PT PINDAD, PTDI, dan PT PAL Indonesia, dimana DEFEND ID diamanahkan oleh Presiden untuk menjadi lokomotif dalam mewujudkan kemandirian Alutsista nasional,” ujar Dadan.
Usai berdiskusi di Smart Room DAHANA, 10 peserta KJL tersebut mendapat kesempatan untuk mengunjungi kawasan EMC yang memiliki fasilitas workshop Mobile Manufacturing Truck, Pabrik Elemented Detonator, Pabrik Non Electric Detonator, Pabrik Cartridge Emulsion, fasilitas uji mutu, pergudangan, dan pabrik-pabrik bahan peledak lainnya.
Dengan fasilitas yang lengkap, DAHANA mampu memproduksi bahan peledak yang dapat diandalkan, dan didistribusikan ke site-site yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan keunggulannya, produk DAHANA juga diakui oleh konsumen luar negeri, seperti Australia yang secara rutin mengimpor bahan peledak milik DAHANA.
Dadan juga menambahkan, produk bahan peledak DAHANA memiliki nilai TKDN yang tinggi. Sebagai pusat bahan peledak di Indonesia, PT DAHANA memiliki daya magnet kuat untuk para akademisi, ahli, TNI, Polri, Kementerian terkait dan institusi lainnya untuk mempelajari bahan peledak mutakhir.
No comments:
Post a Comment