Pages

Friday, January 15, 2016

2016, Membidik Sektor Konstruksi



Anjloknya harga komoditas batu bara dan minyak membawa konsekuensi tersendiri buat perusahaan yang selama ini mengandalkan pendapatannya dari tambang. Hal ini pula yang dialami PT DAHANA (Persero) yang juga memiliki lini bisnis sektor migas dan batubara.

Namun, kondisi sulit tersebut tak lantas membuat BUMN bahan peledak ini tak bisa beradaptasi dengan keadaan. Inovasi dan pengembangan usaha jadi kunci keberhasilan DAHANA yang hingga kini masih jadi bertahan sebagai perusahaan negara yang bonafit.
Direktur Utama PT DAHANA, Budi Antono mengungkapkan, percepatan pembangunan infrastruktur di era pemerintahan Presiden Jokowi jadi angin segar pada prospek bisnis perusahaan tahun 2016, di tengah melesunya komoditas tambang yang jatuh di titik terendah dalam beberapa tahun.
Budi mengibaratkan, Divisi Kuari dan Konstruksi akan jadi anak emas perusahaan tahun ini, dan beberapa tahun mendatang. Tak lupa, berbagai inovasi dan strategi bisnis dirancang guna menghadapi persaingan di sektor kuari dan konstruksi yang semakin dinamis.
“Pemerintah sudah mencanangkan komitmen alokasi infrastruktur dari APBN-P 2016 sebesar Rp 313,5 triliun. Besarnya anggaran infrastruktur dipastikan masih akan berlanjut hingga 4 tahun ke depan bila berkaca pada janji kampanye pemerintahan Presiden Jokowi,” kata Budi pada Dfile.
Proyek-proyek infrastruktur tersebut meliputi pelabuhan, jembatan, waduk, terowongan, dan jalan. Ini belum menghitung proyek penambahan pembangkit listrik hingga 35.000 megawatt (MW), atau hampir dua kali lipat dari pembangkit existing saat ini.
Pengalaman DAHANA jadi modal utama perusahaan bersaing dengan kontraktor asing di Indonesia. Budi menyebut, saat ini saja sektor konstruksi DAHANA bisa mempertahankan market share sekitar 40%. Jumlah tersebut dirasakan masih kecil buat Dahana.
Kegiatan jasa peledakan di sektor konstruksi yang biasa dilakukan umumnya terkait dengan pembuatan bendungan dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) seperti pengerjaan pembuatan diversion tunnel, saluran pembawa, power house, dan pembuatan jalan.
Subsektor lain yang menjadi dominan DAHANA adalah proyek-proyek konstruksi seperti penghancuran bangunan (building demolition), underwater blasting dan kontrol peledakan lainnya. Prinsip pekerjaan demolisi adalah menggunakan bahan peledak dalam jumlah sedikit untuk melemahkan struktur bangunan, sehingga bangunan akan runtuh karena bebannya sendiri.
“Untuk itu, demi meningkatkan kompetensi dan diferensiasi divisi kuari konstruksi perlu kiranya mengambil proyek demolisi,” ujar Budi.
Budi mencontohkan, proyek infrastruktur skala besar yang saat ini tengah dikebut pemerintah adalah ruas jalan Tol Trans Sumatra. Jalan Tol Trans Sumatera sendiri  adalah sebuah jalan tol yang memiliki panjang 2.818 km yang menghubungkan Lampung sampai Aceh di Pulau Sumatera.  Jalan tol ini dikerjakan sejak 2012 dan diperkirakan akan menelan dana sebesar Rp150 triliun.
“Soal pembuatan jalan tol, DAHANA telah berpengalaman dalam mendukung proyek pembangunan jalan tol, salah satunya pembangunan tol Cipali,” terang Budi.
Saat pemangunan jalan tol terpanjang di Indonesia tersebut, DAHANA berkontribusi besar dalam pembukaan lahan perbukitan yang jadi salah satu kendala utama kelanjutan proyek tol. Seperti yang terjadi di Desa Ciwaringin, Cirebon.
Kontraktor tol terpaksa mengalihkan rute tol memutar karena mendapat penolakan keras dari masyarakat sekitar, konsekuensinya harus menghancurkan bukit batu yang oleh masyarakat setempat dinamai Bikit Salam.
“Untuk memuluskan proyek Jalan Tol Cipali, PT PP (Persero) sebagai pelaksana proyek menggandeng PT DAHANA (Persero) untuk meratakan bukit  tersebut. Itu berawal saat perwakilan PT PP berkunjung ke Kantor Manajemen Pusat DAHANA,” jelas Budi.

Incar Proyek Pembangkit Listrik Hingga Jalan Tol
General Manager Divisi Kuari dan Konstruksi DAHANA, Asep Maskandar mengungkapkan, sejumlah pengalaman di proyek konstruksi dan kuari di banyak sektor infrastruktur yang berhasil dengan memuaskan jadi modal DAHANA bersaing di pembangunan infrastruktur domestik.
“Mulai tahun 2016 ini, sektor konstruksi akan booming dan utamanya di pembangunan infrasruktur akan menggunakan jasa peledakan lebih banyak lagi. Proyek ini diantaranya jalan tol, waduk, dan pelabuhan,” tutur Asep.
Tak tanggung-tanggung, divisi yang dipimpinnya bahkan menargetkan bisa menggarap 10 proyek di awal tahun. Sebagian besar masih berfokus menyasar penambahan pembangkit yang dicanangkan bisa bertambah menjadi 35.000 megawatt (MW) hingga 2019.
“Tahun ini akan ada puluhan proyek baru yang akan dimulai pekerjaannya, dan kami optimis dapat meraih paling sedikit 10 proyek baru di tahun 2016 ini, baik proyek besar maupun kecil. Terutama proyek – proyek yang mendukung pengadaan 35.000 MW kelistrikan,” katanya.
Infrastruktur pembangkit yang berhasil dirampungkan DAHANA baru-baru ini adalah PLTU Banten berkapasitas 1x660 MW. Dalam proyek yang berlokasi di Desa Salira, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang tersebut, DAHANA mengerjakan peledakan bukit untuk perluasan unit pembangkit.
Selain sukses ‘memindahkan bukit’, DAHANA juga menepis kekhawatiran masyarakat sekitar akan dampak peledakan di Pantai Salira. Dengan pengalamnnya, perusahaan yang lahir Tasiklmaya ini menggunakan tekhnik peledakan yang meminimalkan dampak negatif dinamit, seperti getaran, hingga batu terbang.
“Oleh karena sifat dari proyek konstruksi ( infrastruktur ) ini memerlukan keahlian khusus dalam pengerjaannya, maka peluang DAHANA sangat besar untuk meraihnya. Ditambah lagi dengan penggunaan teknologi bahan peledak terkini, seperti non-elektrik (nonel) yang sangat membantu dalam pelaksanaan peledakan yang ramah lingkungan,” terang pria yang sebelumnya menjabat Sekretaris Perusahaan ini.
Selain proyek pembangkit, sambung Asep, pihaknya juga mengincar jasa peledakan dalam pembangunan ruas tol Trans Sumatra. Saat ini, diakui Asep, divisinya sudah mengantongi kontrak dari BUMN karya yang mengerjakan jalan tol tersebut.
“Awal tahun ini kami sudah dapat penunjukan untuk pengerjaan peledakan di proyek tol Trans Sumatera. Proyek  ini termasuk besar dan prestise buat DAHANA karena kita bersama-sama dengan BUMN karya yang mengerjakannya,” ungkap Asep.
Dia melanjutkan, proyek lain yang sebenarnya belum banyak digarap perusahaan adalah sektor domolisi (penghancuran gedung). Meski tergolong pemain baru, beberapa permintaan demolisi bisa dikerjakan dengan sangat baik oleh Divisi Kuari dan Konstruksi DAHANA. Seperti yang terjadi dalam penghancuran pabrik semen Holcim di Cilacap, Jawa Tengah.
“Dengan sedikit inovasi penggunaan bahan peledak yang dipakai, operasi meratakan silo pabrik semen bisa dilakukan hampir tanpa cela. Namun, bukan berarti DAHANA tidak menemui kesulitan dalam proyek tersebut, perencanaan tingkat kesulitan di awal dengan memperhitungkan kerapatan, struktur tulang, dan titik pengeboran, jadi kunci sukses DAHANA di proyek itu,” papar Asep.
Asep melanjutkan, inovasi dan pengembangan aplikasi bahan peledakan juga yang jadi kunci keberhasilan DAHANA di proyek waduk terbesar di Asia Tenggara, Bendungan Jatigede. “Kesulitan terbesar selama proses tunneling berlangsung adalah struktur tanah perbukitan di Jatigede yang labil, sehingga sering terjadi sliding (longsoran tanah) ketika proses blasting berlangsung,” ungkap Asep.
Dalam proyek Waduk Jatigede, PT Dahana menjadi subkontraktor 2 proyek sekaligus, yakni kuari dan tunneling yang dikerjakan PT Waskita Karya. Tunneling sepanjang 520 meter, dengan diameter tengah 14 meter dikerjakan PT Dahana dalam waktu  20  bulan,  yang  artinya  PT  Dahana  menyelesaikan  proyek  tunneling  sesuai tenggat waktu yang ditentukan kontraktor pelaksana.

No comments:

Post a Comment

 

PT DAHANA

Jakarta Office:
Menara MTH, Lt.17
Jl. MT. Haryono Kav.23
Jakarta 12820
Indonesia
Telephone +62 21 837 823 17
Facsimile +62 21 837 823 27

PT. DAHANA

Head Office:
Energetic Material Center
Jl. Raya Subang - Cikamurang Km. 12 Cibogo
Subang 41285, Jawa Barat
Indonesia
Telephone+62 260 742 3333
Facsimile+62 260 742 3888