Oleh: Erwin Cipta Mulyana,
Manager Rekayasa dan Pengembangan
Gak berasa ya tahun 2014 udah berakhir aja,
berarti udah delapan setengah tahun saya hidup bersama Dahana (satu setengah taun lagi dapet satu kali THP #eh maksudnya pin perunggu dari perusahaan sebagai tanda kesetiaan.. J).
berarti udah delapan setengah tahun saya hidup bersama Dahana (satu setengah taun lagi dapet satu kali THP #eh maksudnya pin perunggu dari perusahaan sebagai tanda kesetiaan.. J).
Alhamdulillah masih setia di Dahana.. J
Ya, salah satu yang membuat saya setia disini adalah passion saya di bidang energetic material,
environment, dan system. Walaupun terkadang berasa
sedikit kepo dengan unit kerja lain
sebagai bentuk information seeking
mengapa sih saya bekerja begini begitu, semacam ini, harus itu dan sebagainya
dengan goals setiap apa yang saya
lakukan harus bernafaskan Visi Dahana. Toh saya tidak mau ketika melakukan
sesuatu tidak tahu arahnya harus kemana. Bagaikan saya naik taksi melaju
kencang, ada jalan lurus, berkelok, bebatuan, banjir (yang saya anggap sebagai
tantangan), namun yang bikin bingung ketika bang sopir tanya saya akan turun
dimana namun saya tidak tahu harus turun
dimana. Nahh celaka kalau kita melaju tanpa tujuan, saya analogikan tujuan
perjalanan sebagai visi Dahana. Visi inilah
menurut saya yang harus measureable
dan dipahami sama oleh semua karyawan dengan baik dan benar. Mudah-mudahan
Allah selalu meridhoi atas apa yang saya lakukan selama di Dahana.. Aaamiiin.. J
Yupp, sekilas saja ya pendahuluannya, sebelum terlalu
berbunga bercerita yang lain malah fokus tulisannya jadi kemana-mana, hehhehe..
J.
Banyak hal yang terjadi, banyak pengalaman baru yang didapat di
tahun 2014 ini. Dua hal menarik yang masih terngiang di benak saya adalah
mengikuti seminar NTREM 2014 dan Lokakarya Propelan.
Kebetulan di bulan April lalu saya beserta Pa Aep (yang
ngurus produksi, MMU, OSP dan kawan-kawan) diamanahi oleh Dahana untuk
menghadiri seminar intenasional terkait energetic
material. Namanya keren banget. New Trends in Research of Energetic Materials.
Woww.. binatang melata apakah itu? Singkatnya ini merupakan event tahunan yang
diselenggarakan oleh salah satu universitas yang memiliki fakultas khusus energetic material di kota Pardubice,
Republik Ceko (University of Pardubice). Event yang saya ikuti ternyata
merupakan yang ke-17 kalinya diselenggarakan disini diikuti oleh peneliti muda,
akademisi, industri, lembaga riset yang memiliki passion di bidang energetic material. And.. waww.. Selain udara disana memang dingin (2-5 derajat pada
saat itu yang langsung bikin Pa Aep bed
rest seharian karena langsung menusuk kulit kepala Pak Aep.. peace Pak!! ),
yang bikin bulu kuduk saya merinding adalah suguhan yang ditampilkan oleh para
presenter. It’s all about energetic material. Mamamia lezatos..!! Banyak yang gak
kepikiran.
Di Indonesia kita pede banget berbicara tentang explosives dan aplikasinya, mungkin
dalam hal ini Dahana udah jagonya deh. Saya yakin! Semangat untuk berinovasi
baik itu di produk, proses maupun dari sisi marketing menangkap customer behaviour yang
berbeda-beda bagi Dahana merupakan hal yang sudah dibudayakan. Tapi pernahkah
kita ketahui nano teknologi dalam dunia energetic
material? Bisa gak sih kita
meneliti setiap raw material penyusun
bahan peledak kita teliti, kita kembangkan lagi sehingga menghasilkan VOD yang lebih tinggi?
Apakah perlu memurnikan kembali suatu senyawa kimia penyusun bahan peledak
sehingga kinerja lebih optimal dan jika menghasilkan produk intermediate (produk samping) kita
manfaatkan kembali ke aplikasi lainnya (waduhh kimia banget ya, maaf-maaf..).
Well , I’m very impressed and
amazed melihat perkembangan penelitian energetic
material sudah sejauh ini. Sebagai karyawan yang ditempatkan di bagian R&D,
menarik sekali kita melakukan studi literatur tentang perkembangan apa saja di
dunia energetic material ini. Ingin
banget rasanya ngelanjutin kuliah lagi (krik.. krik.. krik..). Mungkin hanya
sekedar daydreaming pada saat saya
menulis ini. Tapi bukankah tidak ada yang tidak mungkin? #ngarep. Beneran berasa jadi mahasiswa lagi disana. Pendalaman ilmu dan
penelitian energetic material
menjadi fokus disana jika mengambil perkuliahan di
Univesitas Pardubice. Orang-orangnya sangat
terbuka terhadap ilmu baru selain mahasiswi disana juga cantik-cantik, ehh maksudnya ramah. JYa,
itulah salah satu hal yang berbeda dengan kita di Indonesia, yaitu budaya
keterbukaan dan kesiapan menerima hal baru.
Mimpi saya memang banyak, tapi saya sadar ketika kembali
ke Indonesia, Subang, Dahana tentunya ada prioritas lain yang harus
dipertimbangkan. Masih banyak pekerjaan dari sisi komersil (divisi) yang harus
kita support. Dahana semakin besar, merambah juga ke militer. Singkatnya kita
bekerja selain untuk memberi nafkah kepada istri dan anak di rumah juga passion dan semangat berkarya harus
dibuktikan. Seberapa besar peran kita untuk bisa menjadi support penting dalam mewujudkan kemandirian bangsa. Salah satunya membangun
Industri Propelan yang akan di bangun di tempat perusahaan kita bekerja, Dahana.
Berbicara dari mana dulu kita harus memulai. Hemat saya adalah dengan melakukan
risk management yang baik. Lakukanlah
risk review terhadap semua aspek.
Mulai dari aspek mutu, k3, lingkungan, keamanan, sosial hingga ke aspek bisnis
(keuangan) maupun teknis operasional dengan perspektif integrated management system.
Then, cerita lain saya diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau
lokakarya terkait propelan (roket). Bahagia dan bersyukur rasanya dapat
diberikan mengikuti jenis pelatihan seperti ini. Benar-benar di luar ekspektasi
saya sebelumnya tentang pelatihan yang pernah saya ikuti sebelumnya.
Pelatihan ini menyajikan value lain sebagai nilai tambah. Selain tentunya pelajaran yang
diberikan cukup membuat otak kita lumayan mendidih dan berbuih karena
disuguhkan rumus-rumus fisika teknik yang menggiurkan, namun diberikan juga sesi
reality check kepada industri,
instansi lembaga penelitian terkait propelan seperti LAPAN, Balitbang AU,
Pindad, PT DI termasuk Dahana dong tentunya sebagai tuan rumah propelan
sehingga peserta pelatihan dapat membayangkan dari teori yang baru saja
diberikan di kelas. Peserta pelatihan ini terdiri dari para ABG. Maksudnya
terdiri dari 3 unsur A (Academic), B
(Business), dan G (Government). Goals
dari pelatihan ini hanya satu, bagaimana mewujudkan “dream” dari teori yang
kita dapatkan di kelas, kemudian melihat “existing reality check” dari plant visit dan research untuk menciptakan
suatu “ideas creation” berdasarkan sinergi grup yang sudah dibentuk.
Masing-masing grup yang terdiri dari unsur ABG tadi melakukan FGD dari
perspektifnya masing-masing.
Memang sangat
menyenangkan menemukan perbedaan pendapat dalam berdiskusi, membuat kita menjadi
semakin kaya informasi dan akhirnya menemukan ide-ide baru untuk dituangkan
dalam suatu presentasi ide. Salah satu hal yang menarik dari pelatihan ini
adalah passion. Passionnya para ABG
dengan kekuatan yang dimiliki masing-masing dapat mengisi beberapa ruang yang
menjadi titik lemah para pelaku bisnis (industri propelan).
Bayangkan apabila egoisme masing-masing pelaku industri
bisa dibuang jauh-jauh seperti praktiknya dalam pelatihan ini, melebur menjadi
satu untuk mewujudkan suatu mimpi. Mengetahui strength weakness nya masing-masing. Saya
membayangkan di Dahana ada model grup agent
of change seperti ini. Outputnya jelas dan
terukur. Bukan hanya ilmu yang didapatkan dari pelajaran di kelas tapi “chemistry”.
Semua individu bisa berekspresi – ego individu dikesampingkan. Semua melebur untuk semangat Indonesia mandiri. Saya benar-benar terharu. Ini yang ”priceless”. Nilainya sangat
berharga karena melebihi nilai uang dan terjadinya amat langka, apalagi
berunsur ABG. Tidak “satu dalam seribu”. Sayapun sadar bahawa pelatihan kemarin
itu belum apa-apa. It’s just the
beginning. Salah satu buah dari shared
vision Visi yang benar-benar secara satu dalam jiwa kita (bukan hanya
sekedar alasan patuh dengan visi atasan). Tapi jika Dahana mau memulai dengan
formula demikian untuk perubahan yang lebih baik, mengapa tidak? Mimpi sayaketika
kita memiliki dream, passion dan rasa
nasionalisme tinggi yang didukung oleh sinergi ABG (seluruh unit kerjadi Dahana
– dalam kesamaan visi misi), bersiaplah akan efek injeksi vaksin optimisme
tinggi tersebut – tidak ada yang tidak mungkin bahwa kita bisa! Dahana bisa! Serving
the nation better!
Saya
akan menutup dengan kebaikan yang sudah dibudayakan oleh dua atasan saya di EMC;
Pa Waspodo (sudah pensiun) dan Pa Pudji (sedang MPP) dikaitkan dengan ilmu yang
didapatkan dari sharing diatas, yaitu filosofi “gelas kosong”.
Bisakah
mengisi air ke sebuah gelas yang sudah penuh? Nggak mungkin bisa. Kalaupun
bisa, tentunya akan meleber keluar. Supaya bisa mengisinya, kita harus
mengosongkan atau menumpahkan sebagian isinya. Makna dari tulisan ini adalah jika
ingin maju, kita harus mengosongkan atau menghilangkan EGO kita, mau belajar
dan diajari. Kita akan sulit menerima pembelajaran jika EGO masih ada. Mungkin
di bidang ini, kita adalah pakarnya, tetapi di bidang lain, kita nggak ada
apa-apa nya.Ketika memberi, seseorang sedang mengosongkan atau menumpahkan
sebagian rezeki/ ilmunya, gelas rezekinya bisa diisi kembali. Ketika kehilangan,
itu tandanya kita sedang mengosongkan gelas rezeki karena lupa berbagi. Yakinlah
bahwa gelas itu akan terisikan kembali & bahkan jauh lebih baik. Gak
bermaksud kultum ya, tapi hanya sharing dari apa yang saya dapatkan. Ayo
kosongkan gelas! (krik.. krik).J
No comments:
Post a Comment