Puluhan
tahun menjadi akademisi dan pengamat di pertambangan batubara, tak
lantas membuat Sri Widodo paham betul seluk beluk bahan peledak sektor
batubara. Dosen Jurusan Mining Engineering Universitas
Hasanuddin Makassar ini terkejut saat berkesempatan bertandang ke
Energetic Material Center (EMC) PT DAHANA (PERSERO), di Drill and Blast Conference yang digelar PERHAPI.
Bagi
Sri Widodo, yang telah lama mengajar teknik pertambangan, melihat
langsung pabrik pembuatan dan paparan teknik peledakan adalah hal baru
baginya. Widodo
mengakui, di beberapa perguruan tinggi indonesia terbaik sekalipun,
pemahaman mahasiswa dan dosen terkait bahan peledak sangat minim, dan
kebanyakan masih hanya sebatas teori.
“Sarana prasarana
laboratorium khusus bahan peledak hampir tak ada, dan umumnya digabung
dengan laboratorium kimia. Padahal bahan peledak menjadi pendukung
penting yang harus diketahui dalam teknik pertambangan,” ujar Widodo.
Kenyataan
tersebut menurut Widodo, membuat bahan peledak belum banyak
dikembangkan (riset) di Indonesia, karena minimnya tenaga ahli sektor
peledakan. Dosen pengampu mata kuliah coal geochemist and petrologist ini mengapresiasi PT DAHANA (Persero) yang mengembangkan bahan peledak secara terintegrasi di kawasan EMC.
EMC
dikatakan Widodo, menjadi satu-satunya pusat riset dalam negeri yang
mengembangkan bahan peledak, dimana dosen, mahasiswa, dan akademisi
teknik pertambangan lainnya belajar dan melihat langsung pembuatan bahan peledak. “Jangan hanya sebatas teori,” tukas Widodo. (IDR)
No comments:
Post a Comment