Mengusung predikat sebagai salah satu pemain industri strategis nasional, PT DAHANA (Persero) hadir dalam launching
Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas), Senin (24/06). Dalam
peluncuran yang digelar bersamaan dengan pameran produk teknologi ini,
hadir beberapa BUMN dan lembaga strategis lainnya, sekaligus menjadi
ajang pamer berbagai produk teknologi keluaran terbaru.
Bertempat
di Gedung BPPT di MH Thmarin, karya-karya anak bangsa di bidang
alutsista tersebut merupakan inovasi paling baru dan dimunculkan berbeda
pada setiap tahunnya. Beberapa produk tersebut seperti pesawat tanpa
awak milik LAPAN, Sniper Rife dari PT Pindad, baja anti peluru
keluaran PT Krakatau Steel (Persero), serta pesawat generasi terbaru
besutan Dirgantara Indonesia.
Tak
mau tertinggal, PT Dahana ikut mengenalkan booster terbarunya. Dinamit
berlabel “Dayaprime” ini menjadi salah satu produk andalan PT Dahana di
pameran yang berlangsung singkat selama 3 jam tersebut. Dengan
teknologi terbaru, Dayaprime yang digadang-gadang memiliki daya ledak
yang lebih tinggi dari dinamit pendahulunya, Dayagel Magnum. Lalu, ada
Bom P-100 live hasil kerjasama PT Dahana dengan perusahaan swasta
nasional PT Sari Bahari.
Diungkapkan Direktur Teknologi &
Pengembangan PT DAHANA (Persero) Bambang Agung, pemerintah masih belum
sepenuhnya lepas dari ketergantungan bahan peledak impor. “Setiap tahun,
Indonesia masih mengimpor bom sejenis P-100 hingga 1,2 juta pieces.
Sekarang Dahana mulai mampu mensubtitusi kebutuhan bom dengan
kemampuan sama seperti P-100 secara bertahap,” papar Bambang. Bom P-100
yang menjadi hulu ledak pada pesawat tempur jenis Sukhoi dan F-16 ini
secara bertahap menggantikan handak luar negeri yang dipakai Kementerian
Pertahanan.
Tak hanya bom P-100, handak teranyar lainnya,
Dayaprime juga diproyeksikan bisa menggantikan kebutuhan booster
pertambangan yang selama ini dipenuhi dari impor. Menurut Bambang, tahun
ini produksi dinamit produk patungan PT Dahana dengan DAK Energetic
Limited dari USA ini ditargetkan mencapai 3 juta pieces. “Saya kira Dahana bisa bersaing dengan pemain luar negeri. Tahun depan kita rencanakan target produksi 9 juta pieces, dan akan ditingkatkan lagi hingga kapasitas produksi mencapai 15 juta pieces Dayaprime per tahunnya,” kata Bambang.
Keikutsertaan
PT DAHANA (Persero) di ajang yang dibuka Menteri Pertahanan ini
merupakan bentuk komitmen serius yang ditunjukkan perusahaan mendukung
program kemandirian alutsista dalam negeri. Hakteknas diperingati
sebagai penghargaan pada karya anak bangsa yang menelurkan berbagai
produk inovasi teknologi, tepatnya sejak penerbangan perdana pesawat
N-250 buatan IPTN pada 10 Agustus 1995. Puncak peringatan sendiri akan
dilaksanakan pada 27 agustus sampai 1 September 2013 di TMII. (IDR)
Wednesday, June 26, 2013
Launching Hakteknas, Dahana Pamer Dayaprime di BPPT
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment