Konsep
perusahaan hijau kini seolah menjadi barang laris. Banyak perusahaan
berlomba-lomba menjadi perusahaan untuk bisa disebut perusahaan yang
berwawasan lingkungan. Fenomena ini tentu tak bisa dilepaskan dari isu
lingkungan yang berskala global dan sifatnya sangat sensitif. Artinya,
jika tak ingin dikatakan sebagai perusahaan “Perusak Bumi”, tak
ada pilihan bagi perusahaan manapun di dunia untuk bertoleransi
dengan lingkungan.
Isu lingkungan dari sebelumnya lebih sering dinomorduakan para pelaku entitas bisnis, kini seiring dengan waktu menjelma menjadi nyawa tiap perusahaan. Logika bisnis saat ini, isu lingkungan sangat berpengaruh pada citra perusahaan. Perusahaan yang tidak punya kepedulian terhadap lingkungan dalam proses produksinya cenderung dimarginalkan, yang berbuntut pada sentimen buruk produknya di tangan konsumen, begitupun sebaliknya, pada perusahaan yang konsisten berorientasi pada lingkungan.
PT Dahana (Persero) adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan yang secara penuh menerapkan green concept pada tiap aktivitas bisnisnya. Bahkan, bila tak berlebihan, BUMN spesialis handak ini menjadi sedikit dari banyak perusahaan di Indonesia yang menjadi pelopor dalam penerapan prinsip perusahaan berwawasan lingkungan. Buntutnya, PT Dahana diganjar berbagai penghargaan lingkungan atas pencapaianya dalam keberhasilan mengadopsi penerapan perusahaan hijau di tanah air. Berikut petikan wawancara khusus dengan Susilo Hertanto, Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT Dahana.
Apa blueprint yang mendorong PT Dahana konsisten pada green concept?
Perusahaan berpegang pada satu prinsip, dalam jangka panjang perusahaan yang bisa bertahan dan terus berkembang maju adalah perusahaan yang konsisten dengan prinsip pengeloaan lingkungannya. Ini tak hanya menyangkut bagaimana perusahaan dalam berproduksi, namun bagaimana perusahaan bisa secara maksimal dan bijak memanfaatkan sumber daya di sekitar perusahaan, baik dalam bentuk sumber daya energi, maupun pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan.
Kendala yang dihadapi perusahaan?
PT Dahana bisa dikatakan termasuk baru dalam penerapan konsep hijau secara penuh. Kita belum familiar mensinergikan proses bisnis dengan lingkungan, ini berakibat hight cost pada beberapa aspek. Karyawan juga mulai belajar untuk bekerja selaras dengan lingkungan. Sejauh ini, green concept sudah menjadi budaya perusahaan, meski belum sepenuhnya bisa diterapkan karyawan, baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja.
Bagaimana menyiasati biaya tinggi dari penerapan green concept?
Menetapkan diri menjadi perusahaan yang ramah lingkungan tentu punya konsekuensi tersendiri bagi perusahaan. Perusahaan dengan konsep hijau akan lebih mahal daripada perusahaan konvensional, namun semua telah dipertimbangkan, suatu saat nanti dalam jangka panjang, kita akan menikmati hasil dari kerumitan dan kerja keras perusahaan saat ini. Perusahaan juga mulai banyak menyesuaikan teknologi baru yang sesuai yang bisa mengatasi masalah tingginya biaya tersebut.
Nilai tambah untuk perusahaan?
Konsumen
saat ini telah cerdas. Sadar atau tidak, konsumen akan lebih memilih
produk atau jasa perusahaan yang lebih memperhatikan lingkungan
ketimbang perusahaan konvensional dalam hal lingkungan, simpati konsumen
inilah yang secara tidak langsung, menjadi nilai tambah perusahaan.Isu lingkungan dari sebelumnya lebih sering dinomorduakan para pelaku entitas bisnis, kini seiring dengan waktu menjelma menjadi nyawa tiap perusahaan. Logika bisnis saat ini, isu lingkungan sangat berpengaruh pada citra perusahaan. Perusahaan yang tidak punya kepedulian terhadap lingkungan dalam proses produksinya cenderung dimarginalkan, yang berbuntut pada sentimen buruk produknya di tangan konsumen, begitupun sebaliknya, pada perusahaan yang konsisten berorientasi pada lingkungan.
PT Dahana (Persero) adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan yang secara penuh menerapkan green concept pada tiap aktivitas bisnisnya. Bahkan, bila tak berlebihan, BUMN spesialis handak ini menjadi sedikit dari banyak perusahaan di Indonesia yang menjadi pelopor dalam penerapan prinsip perusahaan berwawasan lingkungan. Buntutnya, PT Dahana diganjar berbagai penghargaan lingkungan atas pencapaianya dalam keberhasilan mengadopsi penerapan perusahaan hijau di tanah air. Berikut petikan wawancara khusus dengan Susilo Hertanto, Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT Dahana.
Apa blueprint yang mendorong PT Dahana konsisten pada green concept?
Perusahaan berpegang pada satu prinsip, dalam jangka panjang perusahaan yang bisa bertahan dan terus berkembang maju adalah perusahaan yang konsisten dengan prinsip pengeloaan lingkungannya. Ini tak hanya menyangkut bagaimana perusahaan dalam berproduksi, namun bagaimana perusahaan bisa secara maksimal dan bijak memanfaatkan sumber daya di sekitar perusahaan, baik dalam bentuk sumber daya energi, maupun pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan.
Kendala yang dihadapi perusahaan?
PT Dahana bisa dikatakan termasuk baru dalam penerapan konsep hijau secara penuh. Kita belum familiar mensinergikan proses bisnis dengan lingkungan, ini berakibat hight cost pada beberapa aspek. Karyawan juga mulai belajar untuk bekerja selaras dengan lingkungan. Sejauh ini, green concept sudah menjadi budaya perusahaan, meski belum sepenuhnya bisa diterapkan karyawan, baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja.
Bagaimana menyiasati biaya tinggi dari penerapan green concept?
Menetapkan diri menjadi perusahaan yang ramah lingkungan tentu punya konsekuensi tersendiri bagi perusahaan. Perusahaan dengan konsep hijau akan lebih mahal daripada perusahaan konvensional, namun semua telah dipertimbangkan, suatu saat nanti dalam jangka panjang, kita akan menikmati hasil dari kerumitan dan kerja keras perusahaan saat ini. Perusahaan juga mulai banyak menyesuaikan teknologi baru yang sesuai yang bisa mengatasi masalah tingginya biaya tersebut.
Nilai tambah untuk perusahaan?
Bagaimana dengan pemanfaatan lingkungan sekitar perusahaan?
Perusahaan juga berusaha maksimal menerapkan sumber daya sekitar perusahaan. Masyarakat sekitar Dahana kita berdayakan untuk mengelola lahan yang sangat luas di Subang. Ini selain menjadikan lahan perusahaan menjadi area hijau, juga menjadi nilai lebih untuk membantu ekonomi masyarakat sekitar perusahaan. Intinya, Dahana ingin hadir membantu potensi di tengah masyarakat, bukan sebagai perusahaan yang acuh pada lingkungan sekitar. (IDR)
No comments:
Post a Comment